Arogansinya Anggota Polda NTT Saat Rekonstruksi Kasus Astri-Lael

media-wartanusantara.id– Kasus pembunuhan Astri Manasye dan anaknya Lael Maccabe sungguh menjadi perhatian serius warga Nusa Tenggara Timur.

Hal itu terlihat nyata dengan antusias warga yang begitu tinggi saat gelaran rekonstruki kasus tersebut pada Selasa 21 Desember 2021.

Ribuan warga membeludak hadir di tempat rekonstruksi yang dilakoni tersangka pembunuahan Randi Badjijeh.

Panas dan hujan tak mereka hiraukan demi menyaksikan secara langsung adegan demi adegan yang dilakukan tersangka Randi saat menghabisi nyawa dua manusia yakni seorang ibu muda Astri Manafe dan anaknya yang tak berdosa Astri Manafe.

Namun jalannya rekonstruksi ini menimbulkan adegan tak terpuji dari pihak Kepolisian daerah NTT.

Tindakan arogansi oleh korps Bhayangkara itu terhadap massa yang menyaksikan rekonstruksi dialami langsung oleh massa ya g hadir di lokasi rekonstruksi.

Dalam cuplikan video viral menunjukan seorang oknum Polisi Wanita begitu arogansi melarang salah satu warga untuk tidak boleh merekam saat tersangka Randi menjalani rekonstruksi.

Dengan menunjuk dari arah jauh oknum Polwan itu berteriak sambil berjalam dan menunjuk seseorang yang memakai helm kuning.

“Helem kuning, kasi turun (Handphone) saja kaka, kaka kasih turun HP saja sekarang” ucap oknum Polwan ini dengan sangat aroganso sambil tangannya mencoba untuk merampas ponsel milik wanita tersebut.

Dengan lugunnya wanita yang memakai Helm kuning itu menjawab dengan lugu, “Jangan Banting”.

Polwan itu kembali dengam arogansinya menyebut,” saya omong kau tidak dengar to.”

Wanita itu kemudian menjawab , ” dong dengar kaka jang marah. Saya dengar kaka jang marah. Kan posis dong di sana, saya shooting di sini.

Polwan itu kemudian menjawab,” tidak usah kasih turun saja HP. Kalau mau nonton, nonton saja kaka.

Wanita berhelm kuning itu pun menjawab, ” ia, ia. Ok, Ok. “

Sang Polwan itu pun langsung kembali lapangan tempat rekonstruksi kasus pembunuhan Astri Manasye dan anaknya Lael Macabbe berlangsung.

Bukan hanya warga, tindakan arogansi pihak kepolisian juga dialami para wartawan saat rekonstrukis ini berlangsung.

Perlakuan tidak menyenangkan dialami para awak media saat meliput rekonstruksi kasus pembunuhan Astri Manafe dan anaknya Lael Macabbe oleh tersangka Randi Badjijeh.

Hal ini dialami awak media dari POS KUPANG. Oknum yang diduga polisi berpakaian sipil dan berkalungkan lambang polisi tersebut melarang wartawan untuk merekam rekonstruksi kematian Astri Lael di Lokasi rekonstruksi Penkase Selasa 21 Desember 2021.

Bahkan, dalam cuplikan video pendek, oknum tersebut mengancam akan menyita handphone ketika tidak mengindahkan perintahnya.

”jangan merekam e, kamu siapa? darimana?” tanya oknum tersebut.

”pos kupang” jawab wartawan pos kupang.

”jangan merekam, tidak ada yang rekam-rekam ya, anggota dicek kalau rekam handphone ambil,” ujar Oknum tersebut.

Wartawan pos kupang yang meliput langsung menurunkan handphone. *