Baru Setahun Direhab, Bendungan di Desa Rokap, Macang Pacar Sudah Jebol

media-wartanusantara.id – -Baru satu tahun usai direhab, bagian sisi kiri Bendungan Koja yang berlokasi di Dusun Nangka, Desa Rokap, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat sudah jebol. Akibatnya, air yang mengalir menuju persawahan milik Warga dari tiga Desa di Wilayah tersebut tidak masuk ke dalam saluran irigasi. Para petani di Desa Rokap, Desa Raba dan Desa Bari pun kewalahan dan terancam gagal panen.

“Bendungan yang ambruk di bagian kiri ini hampir 7 meter, sehingga air tidak masuk ke saluran irigasi. Ini terjadi karena bangunan jebol dan pengaruh kondisi pengerukan pasir,” kata Romanus Aman, Warga Desa Rokap kepada Media ini pada Jumaat, 17 Juni 2022.

Dikatakan Romanus, bendungan tersebut merupakan bendungan induk yang dapat mengairi 200 hektar lebih sawah milik warga yang berlokasi di Desa Rokap, Desa Raba dan Desa Bari. Ada pun dampak dari kondisi tersebut, para petani yang biasanya dua hingga tiga kali panen dalam setahun, kini terpaksa hanya satu kali panen dalam setahun akibat kesulitan air.

“Dampak dari jebolnya bendungan pada sisi kiri ini, jadinya para petani hanya satu kali panen dalam setahun. Padahal para petani juga biasanya menanam kedelai dan bawang merah sampai dua hingga tiga kali dalam satu tahun,” tegas Romanus.

Selanjutnya kata Romanus, ambruknya Bendungan tersebut juga diduga akibat dari kualitas pengerjaan proyek yang buruk sehingga mudah tersapu banjir. Padahal menurutnya, proyek bendungan tersebut baru satu tahun dikerjakan dan telah menelan anggaran yang besar.

“Proyek (bendungan) ini baru satu tahun dikerjakan dan menelan anggaran daerah sebanyak 1 miliar lebih,” kata Romanus.

Saat ini, petani dari tiga Desa tersebut mengharapkan agar Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat melalui kontraktor pelaksana proyek tersebut segera bertanggung jawab untuk melakukan perbaikan.

Menurut informasi yang diperoleh dari masyarakat setempat, disebutkan bahwa saat proses pengerjaan tahun lalu, kontraktor dan pekerja peroyeknya justru mengambil pasir dari bendungan tersebut. Padahal menurut masyarakat, harusnya pasir tersebut tidak boleh diambil karena pasir yang ada merupakan fondasi dasar dari bendungan. Romanus menduga, pihak kontraktor hanya ingin mengambil keuntungan dari pekerjaan proyek tersebut.

“Menurut hemat saya dan beberapa teman, ini akibat kesalahan kontraktornya. Mereka ingin dapat keuntungan lebih besar karena mengambil pasir dari situ (bendungan koja),” tegas Romanus.

Menurutnya, jebolnya bendungan tersebut merupakan sebuah bencana yang paling parah dialami oleh para petani di Desanya.

“Dari dulu, walaupun ada rehab, tapi tidak separah ini sekali. Ini justru yang paling parah. Beberapa tokoh adat dan masyarakat yang ada di tiga desa ini sangat resah,” ungkap Romanus.

Mewakili masyarakat, Romanus mendesak Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat untuk melakukan monitoring secara ketat, terutama terhadap pemenang tender atau kontraktor agar dapat meningkatkan kualitas proyek sesuai regulasi yang ada.

Ia juga mendesak kontraktor proyek tersebut untuk segera mengambil tindakan secara cepat sebagai rasa tanggung jawab, apalagi mengingat bendungan tersebut merupakan pembangunan induk yang bernilai besar.

“Sebentar lagi sudah masuk tahun 2023. Harusnya pada saat ini masyarakat sudah kerjakan kedelai, bawang, dan lain sebagainya. Karena situasi bendungan ini yang membuat mereka jadi kendala. Jadi kita harap kepada Bupati, untuk kedepankan fungsi kontrol dengan baik. Begitu juga dengan DPRD. Ingat bahwa proyek ini bernilai besar,” tegas Romanus.

Hingga berita ini ditulis, Media masih berupaya menghubungi Kontraktor pelaksana proyek tersebut untuk diminta konfirmasi terkait jebolnya bendungan tersebut. (YB).