media-wartanusantara.id – Advokat muda asal Nusa Tenggara Timur, Yulius Benyamin Seran menduga ada keterlibatan pihak lain dalam kasus pembunuhan Astrid Manafe dan anaknya Lael Macabbe yang dilakukan tersangka Randy Badjideh. Benyamin mengatakan, dalam prarekonstruksi yang dilakukan Randi terdapat banyak kejanggalan yang membuat publik bertanya-tanya.
“Benar tidak Randy menggali lubang seorang diri? Ayo dilihat dalam prarekonstruksi. Benar tidak Randi yang menyetir mobil? Dicocokan juga dalam prarekonstruksi ini. Benar tidak Randi yang membunuh Astrid seorang diri tanpa bantuan orang lain? Benar tidak Randi yang memasukan jenazah tanpa orang lain? Lagian masukan jenazah dalam mobil. Lalu benar gak Randi membawa 2 orang jenazah ke lokasi yang jauh dari pemukiman? Itu di malam atau siang hari? Kalau siang hari apa tidak takut ada yang lihat? Kalau malam hari apa Randi berani seorang diri? Penerangannya bagaimana? Siapa yang megang lampu? Nah ini semua harus terungkap dalam pra rekontruski hari ini,” tegas Benyamin Seran, dalam video wawancaranya dengan Youtuber Krisyanto Yen Oni seperti dikutip Media Warta pada Sabtu 18 Desember 2021.
Advokat kelahiran Atambua, Kabupaten Belu, NTT itu mengaku mengikuti jalannya prarekonstruksi kasus pembunuhan Astrid Manafe dan anaknya Lael Macabbe dengan tersangka Randy Badjideh (RB) melalui siaran langsung di medsos. Advokat yang sekarang berdomisili di Denpasar Bali itu menaruh harapan besar kepada penyidik Polda NTT untuk menemukan titik terang demi mengungkap kasus yang tengah menjadi perhatian banyak kalangan ini.
Menurut Benyamin Seran, melalui prarekonstruksi ini juga tentunya harus ada kerterlibatan pihak lain yang bisa dibuka pihak kepolisian.
“Harapan kita penyidik menemukan titik terang untuk menjawab pertanyaan netizen selama ini. Apakah Randi seorang diri atau ada pelaku lain? Sebenarnya melalui prarekonstruksi hari ini penyidik harus sudah bisa membuka itu,” ungkapnya.
Youtuber Krisyanto Yen Oni, kemudian menanyakan soal peluang penetapan ada tersangka lain dalam kasus ini, lantas Benyamin Seran dengan penuh harapan menjawab, agar secepatnya ada tersangka lain. Hal itu didasari dengan analisis dan pengamatannya saat tersangka Randy melakukan prarekonstruksi.
Menurut Benyamin Seran, di dalam tindakan pidana ada tersangka yang disebut sebagai pelaku, dan ada yang turut serta membantu melakukan tindakan pidana itu.
“Harapan saya dan kita semua tentunya, bahwa ada tersangka lain yang dengan perannya masing-masing. Karena di dalam tindakan pidana, itu ada tersangka yang kita sebut pelaku, ada yang turut dan membantu melakukan. Sehingga dari peran masing-masing ini, tinggal penyidik menetapkan siapa yang membantu dan siapa turut serta dalam lakukan tindak pidana itu. Yang jelas dari analisa saya yang saya saksikan, seharusnya ada tersangka lain,” terang Benyamin.
Pada kesemptan tersebut, Yulius Benyamin Seran juga mengungkapkan, bahwa keadilan itu hak dari setiap warga negara untuk mendapat keadilan. Keadilan Astrid dan Lael kata Dia, merupakan milik publik. “Jadi kita tanggung jawab dengan cara kita masing-masing untuk berikan rasa adil untuk astrid dan Lael. Karena ini menyangkut nyawa manusia,” ucap Benyamin.
Soal amarah dari pihak lain, kata Benyamin Seran, itu adalah hal yang wajar secara manusiawi. Bahwa kemudian sebagai manusia ketika ada orang terbunuh dan pelakunya ketahuan, secara manusiawi pasti timbul rasa amarah. Soal pihak-pihak yang menyalurkan pandapat di media sosial, sambung Benyamin Seran, itu sebagai hal yang wajar saja selama mereka tidak menyebarkan hoaks.
“Zaman sekarang di medsos menulis dengan pendapat pribadi itu boleh. Tulislah; menurut saya, analisa saya begini, dan sebagainya, boleh. Tapi jangan sebar hoax seolah-olah cerita itu fakta. Itu gak benar,” pinta Benyamin Seran.
Menyinggung soal motif tersangka Randy hingga tega menghabisi nyawa Astrid Manafe dan anaknya Lael Macabbe, Benyamin Seran meminta pihak kepolisian agar secepat mungkin mengungkapkannya kepada publik.
“Tapi kalau menurut analisa seorang dengan logika awam sekalipun, sampai hari ini motifnya tidak terungkap, orang awam pasti bertanya; Apa latar belakang orang membunuh orang? Kalau tidak diungkap, masyarakat tanya, kenapa polisi tidak ungkap? Itu masyarakat bertanya,” ucap Benyamin Seran.
Karena itu, demikian Seran, maka pihak Kepolisian diharapkan agar membuka motif dibalik kasus ini agar masyarakat tidak bertanya-tanya.
“Selama tidak diungkap, masyarakat tentu akan bertanya. Apa lagi ada bukti screenshot percakapannya di medsos. Karena tidak mungkin orang bunuh 2 orang sekaligus tanpa alasan dasar. Kecuali orang gila. Menghabisi manusia butuh alasan kuat. Apalagi Randi orang baik-baik yang saya dengar tidak pernah lakukan kriminal. Jadi perlu ditanyakan, apa motifnya. Saya masih bertanya sampai hari ini. Katakan motif sakit hati, jika benar, siapa yang sakit hati. Apa Randi?,” tutup Benyamin Seran.
Diketahui, tersangka Randi sudah mengikuti prarekonstruksi yang digelar di lapangan Mapolda NTT, pada Kamis 16 Desember. Pengacara dari tersangka RB dan keluaraga serta pengacara dari keluarga Astri Manafe turut hadir menyaksikan.
Dalam prarekonstruksi tersebut, adegan demi adegan dilakoni Randy untuk menguatkan pengakuannya. Tersangka Randy memperlihatkan bahwa tersangka kesal dengan Astri yang mencekik leher anaknya Lael hingga meninggal dunia. Kemudian, tersangka marah sehingga berujung Pembunuhan terhadap korban Astri dengan cara mencekik dan membekapnya hingga tewas.
Setelah korban meninggal dunia, tersangka RB bingung. Ia berkeliling ke beberapa tempat di Kota Kupang sambil mencari plastik hitam untuk menyimpan dan membuang mayat Astri dan Lael.
Ia juga mulai mencari bantuan orang maupun alat untuk menggali lubang di daerah Kelurahan Penkase Oeleta guna menguburkan jenazah Astri dan Lael. (fk/wn)