Kisah Bidan di Cibal Manggarai Selamatkan Ibu Melahirkan di Mobil Dump Truck

MANGGARAI – Seorang Ibu hamil bernama Maria Gonsilia Panul (23), di Kampung Beadenger, Kecamatan Cibal Barat, Kabupaten Manggarai, NTT terpaksa melahirkan anak keduanya di sebuah mobil Dump Truck, pada Jumaat (17/04/2020), sekitar pukul 10.00 pagi.

Kelahirannya dibantu oleh seorang Bidan sukarela bernama Priska Ani Lafania (24).

Berdasarkan kronologis menurut penuturan Bidan Priska, saat dirinya sedang berada di Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Bea Denger, tiba-tiba seorang Bapak yang merupakan keluarga dari Ibu yang melahirkan tersebut datang menghampirinya untuk meminta pertolongan.

“Bapak itu bilang, kalau adik iparnya ada keluar tanda-tanda mau melahirkan,” ujar Bidan Priska saat dihubungi Wartanusantara, Sabtu (18/4) malam.

Karena persediaan alat-alat di Poskesdes Beadenger masih sangat terbatas, Bidan Priska kemudian memutuskan untuk mendatangi rumah pasien.

“Saya bilang ke Bapak itu, tunggu saja di rumah, karena pasiennya tidak bisa dibawa kesini (poskesdes Beadenger) karena alat-alat untuk bantu melahirkan di sini masih sangat terbatas. Tempat tidur pun tidak ada,” ungkapnya.

Ia pun langsung bersiap-siap serta menyiapkan alat-alat partus dan bahan lainnya untuk dibawa ke rumah Ibu yang mau melahirkan itu.

Kata Bidan Priska, jarak antara poskesdes Beadenger menuju rumah Ibu yang mau melahirkan tersebut, yakni sejauh kurang lebih 1-2 kilo meter.

“Sampai di rumah pasien saya periksa, tensinya normal 110/80. Saya lakukan pemeriksaan dalam. Dan hasil pemeriksaan yang saya temukan itu bahwa, kepala bayinya itu sudah ke bawah dan pembukaannya 45. Jadi dalam kebidanan itu sudah fase aktif. Ibu itu bisa saja melahirkan 1-2 jam kemudian,” terang Bidan Priska.

Setelah melakukan pemeriksaan, Bidan Priska kemudian berkonsultasi dengan seorang Bidan Senior yang bernama Ibu Fin.

Setelah berkonsultasi, Ibu Fin kemudian mengarahkan Bidan Priska untuk membawa pasien tersebut menuju Poskesdes Golo Mondo. Sebab, di Poskesdes Golo Mondo mempunyai persediaan peralatan yang cukup lengkap.

“Saya coba diskusi dengan keluarga pasien, saya bilang kalau pasiennya tidak bisa partus di rumah. Harus secepatnya dibawa ke Poskesdes terdekat, yakni di Golo Mondo, karena di sana persediaannya lengkap, ” cerita Bidan Priska.

“Akhirnya keluarga pasien setuju,” sambungnya lagi.

Bidan Priska dan keluarga pasien pun kemudian memutuskan untuk mencari mobil milik warga sekitar. Sebab, keberadaan mobil ambulance di desa tersebut sangat jauh dari rumah pasien.

“Karena mobil warga yang ada di situ hanya mobil dump truck, terpaksa kami pakai,” kata Bidan Priska.

Dalam perjalanan menuju Poskesdes Golo Mondo, Bidan Priska bersama seorang temannya menggunakan kendaraan bermotor. Sementara Ibu yang mau melahirkan tadinya didampingi keluarga menggunakan mobil dump truck milik seorang warga di kampung itu.

Dikatakan Bidan Priska, sekitar jarak 200 meter perjalanan, mobil dump truck yang tadinya ditumpangi Ibu yang mau melahirkan tersebut terlihat berhenti secara tiba-tiba.

“Saya menoleh ke belakang dan saya lihat mobil yang mereka tumpangi itu berhenti. Awalnya saya kira mungkin karena jalan rusak,” aku Bidan Priska.

Saat menghampiri Ibu yang mau melahirkan tersebut di dalam mobil, Bidan Priska lantas kaget setelah melihat pasiennya sudah hampir mau melahirkan.

Bidan Priska saat mengevakuasi bayi yang dilahirkan Maria Gonsilia Panul (23) dari mobil dump truck ke pondok milik warga (foto: ist)

“Ternyata air ketubannya sudah pecah. Dan saya lihat kepala bayinya sudah keluar, saya langsung memakai handscun kemudian memotong tali pusar bayi itu,” cerita Bidan Priska.

Beruntung saja, lanjut Bidan Priska, di tempat mereka berhenti tersebut terlihat ada sebuah pondok milik warga yang berada di pinggir jalan.

Pondok milik warga yang dijadikan tempat persinggahan saat penanganan partus (foto: ist)

“Dari mobil kami langsung pindah ke pondok untuk proses pengeluaran plasenta supaya saya lebih leluasa untuk bergerak. Kan tidak mungkin saya bertindak dalam mobil to Kaka. Satu-satunya di pondok,” ucapnya.

“Terus semuanya aman dan lancar. Puji Tuhan, saya bisa menolong Ibu dan bayinya sekaligus,” ungkap Bidan Priska.

Setelah berhasil melahirkan dengan selamat, mereka kemudian kembali ke rumah pasien untuk dilakukan observasi.

Bidan Priska saat menggendong Bayi yang dilahirkan Maria Gonsilia Panul (23) dari pondok warga untuk dibawa menuju rumah pasien (foto: ist)

Adapun observasi tersebut kata Bidan Priska, dilakukan sebanyak dua kali, yakni dua jam pertama pasca melahirkan pada pukul 10.00 pagi, dan observasi kedua dilakukan pada pukul 03.00 sore.

“Puji Tuhan, saya bersyukur karena saya bisa menyelamatkan seorang Ibu dan bayinya sekaligus,” tutup Bidan tamatan Universitas Cokroaminoto Makassar itu.

(BJ/RED)