DENPASAR – Pandemi virus corona kini telah menghantam setiap sendi kehidupan manusia. Bukan saja kesehatan yang terancam, namun dampak yang tak kalah parah adalah soal ekonomi.
Imbasnya, pasokan kebutuhan untuk kehidupan sehari-hari pun kian memprihatinkan. Semuanya seakan lumpuh. Tak bisa berdaya.
Di tengah situasi menghadapi Corona ini, ada saja muncul orang-orang yang berkecukupan rezeki untuk saling berbagi kepada orang lain yang membutuhkan.
Ya, dia adalah Yusta Suryono, seorang anak muda asal Manggarai, NTT yang saat ini tengah berdomisili di Denpasar, Bali patut diacungi jempol karena belas kasihnya yang begitu besar terhadap sesama.
Dalam penuturannya, pria kelahiran, Tal, Desa Tal, Kecamatan Satar Mese, Manggarai, NTT ini mengatakan, apa yang dilakukannya itu atas dasar inisiatifnya sendiri yang merasa ibah dengan kondisi sesamanya akibat Pandemik Covid-19.
Ia menceritakan, moment hari lahirnya yang ke-23 tahun menjadi sangat istimewa sebab dirinya bisa membagikan 100 kotak nasi bungkus kepada adik tingkatnya di kampus yang terkena dampak Covid-19 terutama mereka yang kuliah sambil bekerja di Bali.
“Saya merasa ibah karena mereka banyak adek-adek yang PHK atau dirumahkan karena pandemi ini,” ujar Yusta Suryono kepada media-wartanusantara.id, pada Sabtu (6/6) lalu.
Ia mengatakan, apa yang diberikannya itu tidak nilainya memang tidak seberapa, namun ia berharap semoga bisa membantu sesamanya yang lagi membutuhkan di tengah gempuran virus corona.
“Bagi saya yang masih memiliki pekerjaan atau pendapatan di masa pandemi ini tidaklah baik untuk kenyang dan merasa tercukupi untuk diri sendiri,” tandas mahasiswa jurusan Teknik Informatika Komputer Akuntansi dan Bisnis, STKI Denpasar ini.
Yusta demikian ia akrab disapa mengungkapkan bahwa ternyata saling berbagi itu sangat indah dan sangat bahagia.
“Sangat puas rasanya ketika saya memberi dan berbagi karena saya masih bekerja dan mempunyai pendapatan bulanan, baiklah ini saya lakukan di setiap awal bulan,” ungkapnya.
Pada kesempatan ini, Yusta Suryono juga berharap kepada teman-temannya yang masih bekerja atau yang mempunyai pendapatan lebih, agar sudikiranya bisa saling berbagi di masa pandemi ini.
“Bantuan apapun terutama sembako yang sangat dibutuhkan. Semoga dengan bantuan kita dalam bntuk apapun itu dapat meringankan beban pikiran mereka selama masa pandemi ini,” ujarnya.
Secara terus terang, Yusta Suryono mengungkapkan bahwa apa yang dilakukannya ini merupakan keiklasannya yang tulus tanpa ada pikiran lain.
“Jujur, ini saya betul-betul memberi dari kekurangan, pendaptan saya tidak terlalu banyak karna pandemi ini tetapi saya sisihkan smuanya agar bisa membantu adik-adik kulia yang lain,” ungkapnya polos.
Ia pun bertutur bahwa moto hidup yang dipegang olehnya yaitu semoga bisa seperti padi yang semakin berisi semakin merunduk.
“Pesannya agar selalu rendah hati, sederhana, ramah dan penuh belas kasih, Disinilah nanti Tuhan dan semua orang akan menilai bahwa betapa kualitasnya pendidikan dan hati yang kita miliki, dan pasti rahmat Tuhan juga berlimpah karena ini,” tandasnya.
Rencana Bebagi di Setiap Awal Bulan
Niat membantu sesama ini direncanakan akan dilakukan setiap awal bulan. Demikian curahan hati dari Yusta Suryono.
“Harapannya di setiap awal bulan selama masa pandemi ini saya berbagi nasi begini kae untuk adik-adim yang sesama merantau, memang bukan saat yang tepat untuk menabung, tetapi sekrang saatnya Tuhan menilai kita apakah kita bisa berbagi atau hanya bisa kenyang sendiri,” ujar Yusta.
Secara blaka-blakan, Yusta Suryono mengatakan bahwa secara jujur dirinya juga terkena dampak Pandemik COVID-19 ini.
“Kalau terkena dampak memang saya juga trkena dampak dari segi usaha saya di pariwisata kae, tetapi syukurlah saya masih bisa bekerja dan tetap harus saling berbagi, ternyata ketika kita berdoa dan berbagi di situlah rahmat hidup yang serba berkecukupan akan datang menghampiri kita. Sebelum waktu Tuhan itu datang kita harus prsiapkan baik-baik,” kata Yusta.
“Semoga Tuhan memberikan pengampunan atas apa yang menimpa kita, dan semoga badai ini cepat berlalu. Bagi saudara yang berpikir, berbuat baikkan tidak harus diketahui oleh banyak orang, cukup Tuhan yang mengetahuinya. What yours? Ingat, kadang Tuhan menyadarkan orang untuk menceritakkan kebaikkannya agar kita yang belum berbagi dapat merenung dan melakukan hal yang baik pula, tidak harus menunggu kaya dan sukses untuk berbuat baik dan berbagi, cukup dengan apa yang ada, di Surga nanti pun lebih besar pahala dari orang yang memberi dari kekurangan, sambung Yusta.
Dijelaskan Yusta, saat menggelar pembagian rezeki darinya tetap memperhatikan protokol kesehatan.
“Saya mengundang semua adik2 saya tercinta ini untuk makan malam bersama, tetapi tetap mengikuti protokol kshtan, saya bahkan tidak mengetahui sama sekali semua nama-nama dari adik-asik ini, asal kampungnya dari mana, kuliahnya di kampus apa,” terangnya.
Dikatakan Yusta bahwa sebuah senyuman tulus dari hati mereka melihat betapa indahnya berbagi rezeki dengan sesama, ia pun merasa sangat bahagia.
Sempat Berpikir Malu, Dikira Show Time
“Sejujurnya sya berat hati membagi kebaikan ini takutnya nanti dikira saya Show Time. Tetapi saya ingin bagi kita yang mempunyai penghasilan agar saling membantu,” ungkap Yusta.
Namun, saat itu Yusta Suryono kembali mengingat sepenggal lirik dari lagu milik Ebiet G.Ade yaitu, mumpung masih ada kesempatan buat kita, mengumpulkan bekal perjalanan abadi, kita mesti bersyukur bahwa kita masih diberi waktu.
“Sadar, sekarang saatnya untuk berbagi bukan saat yang tepat untuk menabung, yang saya lakukan ini bukan untuk kesombongan atau Show Time, tetapi untuk menyadarkan kita semua yang masih berpenghasilan di masa pandemi ini, siapapun kita, orang kaya, pengusaha, pemerintah Intinya yang masih berpenghasilan, saling berbagilah,” tuturnya tulus.
Dikatakan Yusta Suryono, meskipun dirinya masih tinggal di kos, penghasilan pun berkurang karena pandemi ini dan hanya mengharapkan gaji semata serta usaha juga sudah tidak berpenghasilan, namun sudah sangat mencukupi.
“Saya masih tinggal di kos, penghasilan saya karena pandemi ini hanya mengharapkan Gaji semata, usaha juga sudah tidak berpenghasilan, itu pun ya sangat mencukupi dan bersyukur bisa berbagi, tanpa ada penghasilan Usaha Tambahan, tetapi saya betul-betuk sisihkan dan memberi dari kekurangan bahkan sangat kekurangan untuk amal ini, mumpung belum berkeluarga dan kebutuhan masih sedikit, planingnya akan saya adakan seprti ini disetiap awal bulan,” tandasnya. (RED)