Kisah Sukses Mahasiswa Manggarai di Bali Berawal dari Kuliah Sambil Kerja Bisa Beli Mobil, Kini Lulus S2 dengan IPK 4.00 dan Buka Usaha Minimart

media-wartanusantara.id — Nasib untuk menjadi orang sukses telah diatur sang Pencipta kepada semua manusia ciptaan-Nya.

Namun kadang kala, menjadi sukses memanglah bukan perkara yang mudah. Banyak cara yang perlu dilakukan agar menjadi orang sukses itu benar-benar terwujud. Diyakini, apa yang diusahakan itu bisa berjalan sesuai dengan keinginan.

Kesuksesan merupakan impian yang didamba-dambakan oleh setiap orang oleh karena itu mencapainya pun memerlukan usaha yang ekstra dan mental yang sekuat baja. Perlu melewati beragam rintangan dan proses yang tidak mudah.

Memang, di dunia ini tak ada kesuksesan yang bisa dicapai dengan mudah dan cepat.

Banyak faktor penting seperti kedisiplinan dan kebiasaan memiliki peranan besar dalam perjuangan untuk mendapati kesuksesan tersebut.

Seperti yang dialami oleh anak muda yang satu ini. Namanya, Yusta Suryono.

Mahasiswa di Bali asal Manggarai NTT ini memang perlu menjadi contoh bagi semua orang yang ingin menggapai kesuksesan tersebut.

Bagaimana tidak, di usianya yang tergolong masih sangat muda sederetan prestasi sudah digapainya.

Anak muda kelahiran Desa Tal, Kecamatan Satarmese, Manggarai ini mengungkapkan, sejak pertama kali hidup di Bali dirinya benar-benar berawal dari bawah.

Waktu itu, dikisahkan Yusta bahwa dirinya pertama kali menjadi mahasiwa di salah satu perguruan tinggi di Denpasar bernama STIKI Indonesia.

Saat itu ia mulai berjuang. Kuliah sambil kerja menjadi pilihannya untuk mencapai cita-cita sebagai seorang yang bergelar sarjana muda.

“Awal saya ke Bali hanya bermodalkan semangat, kegigihan dan pantang menyerah,” ungkap Yusta Suryono dalam penuturannya kepada media ini beberapa waktu lalu.

Dikisahkan Yusta, bahwa saat pertama kali masuk kuliah ia bekerja sebagai penjaga warung internet (Warnet) dengan gaji waktu itu sekitar Rp400 ribu sebualan.

Yusta merasa tak cukup dengan upah sebesar itu. Ia akhirnya melakoni dua pekerjaan sekaligus dengan benar-benar membagi waktu.

“Malam saya kerja di warnet, siangnya kerja atau magang di Angakasa Pura Bandara Ngurah Rai,” ungkapnya.

Masih di Tahun 2015, pada saat itu Yusta juga sempat berjualan teh poci. Namun usahanya hanya bertahan 3 bulan, sebab dirinya mengaku tak ada waktu untuk mngelola usaha itu.

“Saya fokus kuliah dan kerja,” tandasnya

Nasib Yusta Suryono kian mulai terangkat. Injak semester 2 di Kampus STIKI Indonesia ia lulus tes untuk menjadi Humas di kampus tersebut. Profesi menjadi Humas itu pun ia tetap lakoni hingga sekarang dan berhasil membeli mobil.

Berkat kegigihannya, Yusta kini menyandang gelar predikat Strata 2 (S2) dengan memproleh nilai akademik Cumlaude dengan IPK 4.00 di UNDIKNAS DENPASAR Jurusan Magister administrasi Publik.

“Saya ingin belajar ilmu administrasi publik dan pemerintahan, siapa tau di masa mendatang bisa menjadi pelayan masyarakat Manggarai. Kuliah S2 ini sangat berbeda dengan sebelumnya abangku, dimana semua profesor yang mengajar saya, sangat berkompeten, dan rata-rata tamatan S3-nya dari luar negeri, dan rejekinya semua teman-teman kelas saya 80 persen PNS, jadi proses belajar dan sharing ilmunya banyak sekali dan bermanfaat,” kenang Yusta.

Ucapan Proficiat dari Dosen

Mempunyai Usaha Minimart

Tak sampai di situ, Yusta Suryono juga kini telah membuka usaha mini mart sendiri.

“Awal dari buka mini mart ini sebenarnya karena rasa Gabut atau tidak ada buat. Nah, waktu tidur siang pulang kerja, saya renung dan berpikir, mengingat umur saya yang sudah menginjak 24 tahun. Apa kira-kira yang mau saya buat. Masa begini-begini saja. Akhirnya saya buka ini minimart,” katanya.

Untuk diketahui, minimart yang dibuka Yusta Suryono ini bergerak di bidang penyedian sembako. Ia beranggapan, bahwa sembako ini merupakan kebutuhan pokok yang setiap hari dicari masyarakat.

“Sudah lumayan sekali penghasilan saya, dari pada uang disimpan saja di bank, tidak menghasilkan, mending dikelola saja buka mini mart, karena sistemnya-kan ada barang keluar pasti ada uang yang masuk,” terangnya.

“Nah, setelah saya menjalankan ini, saya mulai berpikir bahwa bisnis jualan retail seperti ini pasti lancar, asalkan jangan melupakan Tuhan dan selalu berusaha untuk Stay Healthy atau tetap sehat pengelolaan keuangan kita,” tandasnya.

Banyak Mendapat Pelajaran

Sampai sekarang, kata Yusta Suryono, dirinya begitu banyak mendapat pelajaran khususnya saat bekerja di Warnet.

“Saya merasa semua ini terhubung dan mengalir begtu saja, dulu saya kerja di Warnet. Di situ saya belajar banyak hal, termasuk bagaimana caranya supaya usaha kita itu ramai laku, salah satunya tentang kebersihan, penerangan lampu di tempat usaha, dan juga SOP untuk mengelola barang masuk dan keluar agar usaha tetap sehat dan banyak peminatnya,” kisahnya.

“Semua itu sudah saya pelajari, dan tanpa disadari 4 tahun dari proses belajar itu, sekarang saya bisa membuka usaha mini mart sendiri di Bali, dan Puji Tuhan omset setiap harinya lumayan besar,” tambahnya.

Buka Mini Mart karena Belajar dari Keluarga

Merintis untuk membuka usaha Minimart tersebut ternyata Yusta Suryono belajar dari keluarga.

“Bapak saya di kampung punya usaha jualan dari dulu, dia bisa menghidupi kami sampai sekarang, saya pun seharusnya bisa,” ucapnya.

Niat Buka Usaha Mini Mart di Kampung Halaman

Hasil dari usaha minimart ini, ternyata Yusta Suryono sudah membeli tanah di Manggarai.

Ia berencana untuk beberapa tahun ke depan akan membangun usaha serupa di atas bidang tanah tersebut.

“Berkat dari pemikiran ini saya juga sudah beli tanah di Manggarai, tanahnya juga sangat strategis, depan jalan raya, dan rencananya nanti 3-4 tahun dari sekarang di tanah itu saya buka mini market yang lebih besar lagi, semoga bisa lengkap dengan kafe, warnet dan penjualan kebutuhan yang lengkap dan murah,” terangnya.

Ingin Menempuh Pendidikan S3 Sambil Mengajar yaitu Jadi Dosen

Perjuangan Yusta Suryono tak berhenti. Semua yang telah ia peroleh saat ini tak lantas menyurut perjuangannya.

Ia pun berencana untuk menempuh Pendidikan S3 sambil mengajar jadi yaitu menjadi dosen.

“Kalau ada beasiswa atau sponsor lebih bagus, kalau tidak juga tidak apa-apa, saya masih kuat untuk bekerja dan bisa bayar sendiri,” tandasnya.

Pada kesempatan ini juga ia ingin sekali untuk melakukan perjalanan ke luar negeri.

“Jika ada waktunya liburan saya ingin jalan-jalan ke negara-negara di Eropa dan Asia guna untuk mempelajari kehidupan masyarakat di sana, supaya dapat dijadikan bekal di masa depan apabila Tuhan percayakan saya untuk menjadi pelayan bagi masyarakat, berkat ilmu dan pengalaman yang saya capai,” tutur Yusta Suryono.

Berharap agar Usahanya Bisa Menjadi Berkat Bagi Orang Lain

Pada kesempatan ini Yusta Suryono berharap agar usahanya ini bisa menjadi berkat bagi orang lain.

“Dari usaha ini, saya ada rasa supaya dapat menjadi saluran berkat bagi banyak orang, maksudnya adalah, saya buka mini mart ini membantu orang mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga yang sangat murah, dan juga dekat dari tempat tinggal mereka. Ngambil keuntungan hanya sedikit saja, dan hasil survey yang saya lakukan, banyak pembeli yang bersyukur karena harga yang saya pasarkan sedikit lebih murah dari toko-toko yang kebetulan satu daerah juga dengan mini mart saya,” terangnya.

Yusta meyakini hasil dari sini, Tuhan melipatgandakan rejeki dengan berprinsip untuk jangan terlalu rakus mengambil keuntungan banyak.

“Bagi saya keuntungan sedikit saja sudah bersykur sekali, asalkan itu mengalir terus menerus dan menjadi banyak, dari pada awalnya mengambil keuntungan banyak, ujung-ujungnya pembeli tobat belanja di kita karena kita jualnya kemahalan. Jadi hati-hati,” ungkapnya.

“Siapa tahu nanti kedepanya ketika saya sudah memiliki ilmu yang cukup tinggi seperti S2-S3 dan pengalaman yang banyak juga dari hasil kerja keras saya sendiri, saya bisa dipercayakan oleh Tuhan untuk melayani masyarakat dimasa sekarang maupun dimasa depan,” tambahnya.

Berbagi dan melayani, kata Yusta bukan hanya pada saat kita berada di atas atau pada saat kita diberi jabatan yang tinggi, tetapi pada saat kita hidup di dalam kekurangan atau pas-pasan saja.

“Disitulah Tuhan akan melimpahkan berkatnya yang luar biasa untuk kita. Karena saya percaya, apabila saya setia dalam perkara yang kecil, Tuhan akan melimpahkan perkara yang besar kepada saya. Dan porsi saya, Tuhan sudah pasti tau,” tandasnya.

Yusta juga mengatakan, jika dirinya banyak diberi saran oleh banyak orang termasuk orang tuanya dengan mengatakan untuk jangan terlalu bekerja keras, mengingat usianya yang masih tergolong muda agar harus bisa menikmati hidup, santai bercanda gurau bersama teman-teman, bukan malah sibuk seperti yang mereka lihat.

“Saya hanya menjawab, setiap anak muda pasti berbeda cara menikmati masa mudanya, bagi saya, inilah cara saya untuk menikmati masa muda, saya ingin banyak mencoba membuka usaha, dan bekerja keras, jikalau gagal tidak apa-apa, saatnya untuk mencoba, karena harapan terbesar saya abang, sebelum saya menikah, saya harus sudah menyelesaikan pendidikan S3 saya dan minimal usaha saya sudah semakin besar, dan masyarakat merasakan berkatnya dan istri anak dan keluarga saya nanti tidak mengalami kesusahan dari segi financial,” tandasnya.

Pesan Yusta Suryono

Dikatakan Yusta Suryono, bahwa alasan kenapa dirinya berani kuliah hingga S3, karena ia berpikir bahwa mnempuh pendidikan yang tinggi adalah salah satu invesasi terbaik di masa depan,

“Yang namanya menjadi pengusaha, suatu saat bisa bangkrut, orang yang memiliki aset dan usaha yang omsetnya triliunan, seperti mall- mall besar saja bisa bangkrut,” cetusnya.

Memiliki pendidikan yang tinggi, sampai di liang kubur pun kata Yusta, dirinya tetap merasa bahwa itu adalah berkat.

“Karena walaupun suatu saat usaha saya mengalami permasalahan, saya tetap bisa memenuhi kebutuhan hidup dari hasil investasi saya yaitu pendidikan yang tinggi, dan kalau berpendidikan tinggi, kerja apa saja bisa, intinya mudahlah mendapatkan penghasilan juga membagi berkat bagi orang lain,” tandasnya.

Hal ini lanjut Yusta, sebagai sebuah motivasi kepada orang lain.

“Saya ingin memotivasi adek-adek, yang berpikir bahwa, saya mau kuliah tapi orang tua saya tidak mampu. Ayoo adek-adek ke Bali. Menurut saya, Bali merupakan tempat yang paling tepat buat teman-teman, karena di sini kita bisa kulia sambil kerja dan hebatnya kuliah bisa bayar sendiri, terus pertanyaannya, apakah susah? Tidaklah, saya sudah membuktikannya sendiri, bapa ibu saya sebenarnya adalaah orang yang mampu untuk membiaya hidup dan sekolah saya, saya saja yang memang memiliki semangat belajar yang tinggi, makanya kulia sambil kerja,” ungkap Yusta.

Kuliah, kerja, belajar, membuka usaha, sambung Yusta, semuanya berjalan dengan lancar asalkan kita memilki komitmen dan dedikasi yang tinggi, untuk menggapai cita-cita yang diimpikan.

“Perlu diketahui keberhasian cumlaude yang saya dapat ini tidaklah mudah, ada keringat dan air mata, perasaan sakit hati, marah, pengorbanan yang besar dan juga kesedihan yang mendalam dari semua ini. Tetapi Tuhan membayar semuanya dengan cara yang luar biasa, yang membuat saya merasa bangga karena bisa membangkitkan perasaan terharu dan bahagia yang dirasakan oleh orang tua saya ketika melihat anaknya berhasil. Bagi saya, pencapaian yang luar biasa adalah, ketika membuat Bapa mama, keluarga, dosen dan semua kerabat merasa bahagia dan bangga atas pencapaian yang saya alami ini dan bisa berbagi seperti ini, supaya memotivasi banyak orang,” kata Yusta.

Yusta Suryono pun mengajak, lebih khusus bagi mereka yang berada di bawah umurnya agar tetaplah berusaha untuk membuat orang tua bangga dengan keberhasilan kita, terutama dalam pendidikan.

“Jangan sia-siakan itu. Tetap berdoa, percaya kepada Tuhanmu masing-masing, niscaya pasti akan dibukakan jalan untuk semua kepedihanmu. Mujizat masih ada. Dan selalu nyata,” ungkapnya.

Tips dari Yusta Suryono

Mungkin banyak yang bertanya, apa yang menjadi rahasia Yusta Suryono sehingga bisa menjalankan aktivitas kuliah, kerja, buka usaha. Otomatis jam tidurnya sedikit, kok tetap sehat?

“Kuncinya adalah selalu berpikir positif jangan larut dalam kesedihan apabila mengalami cobaan dalam hidup,
minum air putih yang banyak, jangan lupa berolahraga dan yang tidak kalah penting jangan lupa berdoa,” terang Yusta

Kata Yusta, pengalaman pribadinya bahwa dengan doa, ia bisa mengalahkan semua rasa malas dan penyakit yang ada dalam dirinya.

“Karena doa semuanya mengalir begitu saja, dan buktinya sudah terlalu banyak,” terangnya.

Untuk diketahui, bahwa tesis yang dikerjakannya waktu menempuh S2 yaitu tentang Pemasaran Digital Untuk Desa Wisata Wae Rebo banyak memberikan manfaat yang luar biasa, sebab kata Yusta, dirinya dapat berkontribusi untuk membangun daerah Manggarai terutama dalam hal digital marketing,

“Karena tesis ini membuat platform digital website wisata khusus desa wae rebo dan juga menganalisis faktor-faktor yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan desa wisata Wae Rebo, jadi bukan sekedar tesis, tetapi tesis yang berguna untuk kemajuan daerah saya tercinta. Karena kita tau, sekarang semuanya serba digital, pemasaran juga harus digital. Modal ilmu Komputer, ilmu marketing, dan ilmu administrasi publik yang saya dapat, itu benar-benar saya terapkan untuk dapat menjadi berkat untuk orang lain,” tutupnya. (Remi Nahal)