Penulis: Wawan Setiawan
Enam tahun lalu Randi mengenal seorang gadis yang amat cantik dan pintar bermain batminton. Nama gadis itu Putri.
Pertemuan pertama mereka terjadi saat Putri berlibur ke rumah bibinya yang kebetulan satu kampung dengan Randi.
Saat pandangan pertama itu, hati Randi mulai nyut-nyutan.
Pada suatu sore, Randi bertambah terpesona ketika melihat Putri bermain batminton di kampung mereka. Rasa penasarannya pun muncul. Randi ingin sekali mencari tahu siapa sih Putri ini sebenarnaya.
Saat itu tepat hari Sabtu, Randi pura-pura bertamu ke rumah Bibinya Putri. Yang kebetulan tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Mereka asyik sekali ngobrol bersama Paman dan Bibinya Putri, dan akhirnya Putri juga ikut nimbrung diobrolan itu.
Setelah lama mereka ngobrol, pelan-pelan Randi mulai merayu dengan gomblan yang sangat indah. Paman dan Bibinya Putri saat itu sudah kembali ke aktifitas rumah mereka masing-masing. Tinggalah mereka berdua yang masih ngobrol. Saat itu menjadi kesempatan bagi Randi untuk mencoba menawarkan hatinya yang lagi kebelet cinta.
Mendengar kata-kata yang disampaikan Randi, hati Putri nampaknya mulai leleh ia tersipu malu.
Tak membutuh waktu lama bagi Randi, saat itu juga ia mengutarakan isi hatinya kepada Putri. Bak gayung disambut, ternyata Putri menerima Randi sebagai pacarnya.
Hampir lupa, waktu itu Putri naik kelas tiga SMP sedangkan Randi akan masuk kelas satu SMA.
Setelah keduanya menyatakan suka sama suka, mereka kemudian memutuskan untuk bertemu. Kebetulan, waktu itu malam Mingguan, menjadi kesempatan untuk keduanya menggelar wakuncar. (Waktu Kunjung Pacar).
Sesuai dengan adat di kampung Randi, jika ada anak yang baru masuk sekolah SMA, pasti akan dibuatkan acara “Wuat Wa’i dan Teing hang, (Acara doa Penguatan dan Persembahan kepada Roh Nenek Moyang)” namun karena ayah Randi pada malam itu tidak ada di rumah maka acara itu batal dilakukan.
Randi dan Putri udah janjian akan bertemu. Agar rencananya mulus untuk menemui Putri, Randi rela berbohong kepada ibunya dengan alasan keluar malam untuk pergi menghadiri acara dari temannya. Untung, ibunya mengizinkan ia pergi.
Dengan hati yang gembira Randi akhirnya pergi dari rumah langsung menuju rumah Bibinya Putri. Tak lupa ia membawa permen relaksa sebagai oleh-oleh.
Setibanya di rumah Putri, Randi langsung memanggilnya untuk bertemu di belakang dapur milik Bibinya Putri. Namun sial, belum juga sampai 5 menit keduanya bertemu tiba-tiba Pamannya Putri memanggilnya.
“Put… Put.. Put.. kamu di mana?” panggil dari sang Paman.
Dengan hati-hati, Putri menjawab,” Iya.. Iya, Paman aku di belakang lagi cuci piring.”
Mendengar suara panggilan dari pamanya Putri, saat itu juga Randi lari pontang panting karena takut ketahuan. Ia pergi tanpa meninggalkan pesan apapun kepada Putri. Ia langsunh pulang ke rumahnya, dengan hati yang penuh gelisah dan kecewa.
Pagi hari pun tiba, waktunya Randi harus meninggalkan kampungnya untuk melanjutkan sekolah ketingkat SMA yang lumayan jauh dari kampung mereka.
Selama Randi SMA, tidak ada lagi kabar dari Putri pacarnya itu. Apa lagi saat itu dirinya belum memilik handphone.
Selama bertahun-tahun Randi terus mencari tahu tentang Putri ke Bibinya Putri. Jika libur, ia sempatkan diri ke rumah Bibinya Putri untuk menanyakan Putri gadis pujaannya, meski hanya sebatas basa-basi.
Ia ingin meminta nomor Hand Phonenya Putri, namun ada rasa takut di hati. Ia takut ketahuan jika dirinya ada hubungan dengan Putri keponakanya. Randi tidak sama sekali berani untuk meminta nomor telfon dari Putri.
Tiga tahun tak tersasa. Randi pun tamat SMA. Ia kemudian memutuskan untuk merantau ke Bali tepatnya di Denpasar.
Di Denpasar Randi banyak mengenal teman yang satu kampung dengan Putri.
Seiring jalannya waktu, Randi berkenal dengan Ayu. Kebetulan Ayu adalah kakak kelas Putri waktu SMA. Randi pun menceritakan ke Ayu tentang Putri dambaan hatinya itu.
Ia menceritakan semuanya kepada si Ayu, jika dulu dirinya pernah berkenalan dengan seorang cewek yang satu kampung dengannya.
Randi menceritakan, jika gadis itu lincah bermain badminton dan orangnya sangat cantik.
Sontak seketika, Ayu langsung menebak jika itu adalah Putri, sebab merasa ciri-ciri itu adalah kakak kelasnya dulu, yaitu Putri.
Ayu kemudian langsung menujukan fotonya ke Randi. Setelah Randi melihat foto itu ternyata Putri. Ia pun langsung kaget.
“Nah, benar sekali. Ini dia yang saya cari dari dulu. Namanya Putri kan? sahut Randi dengan raut muka sumbringah.
Ayu pun membenarkan hal tersebut dan memberi tahu ke Randi jika Putri sekarang kuliah di salah satu universitas di Jakarta dan mengambil jurusan kebidanan.
Mulai saat itu, Randi ingin mengetahui akun facebook dari Putri ke Ayu. Setelah mengetahui akun FB dari Putri, ia langsung gerak cepat untuk meminta pertemanan dengan Putri. Tak butuh waktu yang lama, beberapa hari kemudian Putri pun mengonfirmasi permintaan pertemanan tersebut.
Setelah keduanya berteman di FB, pada suatu hari Randi mencoba untuk mengirim pesan lewat messenger.
“Hai.. Putri masih ingat dengan saya?” pesan Randi saat itu.
Mungkin karena lama keduanya berpisah, Putri sepertinya bingung. Ia pun menjawab Randi.
“Sebelumnya minta maaf kalau boleh tahu kamu siapa, aku lupa soalnya,” balas Putri.
Randi langsunng membalasnya. “Wah…. aku Randi, yang dulu pernah kenal dengan kamu,”
“O….ooo… Iya, saya tahu,” jawab Putri lagi.
Sejak itu, Randi dan Putri sering berkomunikasi lewat telfon dan WhasApp. Meski waktunya tidak berlangsung lama. Mengingat, ternyata Putri sudah memiliki pacar.
Hati Randi pun hancur, setelah Putri kembali hilang kabar. Namun Randi tidak putus asah untuk tetap menanyakan kabar dari gadis pujaannya itu. Meski Putri tidak perna membalasnya, namun dalam hati Randi, suatu saat nanti Putri pasti akan kembali pada dirinya.
Waktu itu, Randi hendak berlibur ke kempung halamannya. Di kapal yang ia tumpangi, dirinya duduk di depan pintu sambil menikmati keindahan laut lepas dengan angin yang sepoi-sepoi.
Tiba-tiba, hanphone miliknya berdering tanda ada pesan masuk.
Dirinya langsung merasa kaget, ternyataan itu adalah pesan dari Putri
“Pagi Ran, aku mau liburan ke Bali. kamu ada waktu nggak untuk bertemu aku.”
Karena sudah dalam perjalanan pulang libur, Randi pun menjawab.
“Duh, maaf aku lagi dalam perjalanan hendak pulang kampung. Nanti saya tidak lama di kampung,” jawab Randi singkat.
Hati Putri pun gelisah ketika mendengar jawaban Randi itu.
Pada hal, dirinya ingin menghabiskan waktu liburanya di Bali bersama Randi.
Namun, Randi memintanya untuk tetap berada di Bali sampai dirinya balik dari kampung.
Setelah Randi pulang, iya pun langsung mencari Putri. Keduanya pun akhirnya bertemu juga. Tanpa peduli orang banyak di sekeliling, Randi langsung memeluk Putri dan berjanji untuk tidak membiarkan ia pergi lagi.
Ahkirnya, Putri menghabiskan sisa liburan bersama Randi di Pulau Dewata. Putri memutuskan untuk melanjutkan hubungan keduanya yang pernah putus.
Putri kembali ke Jakarta untuk melanjutkan kuliahnya. Keduannya berjanji, jika sudah tamat kuliah akan langsung menikah.(**ooyEnam tahun lalu Randi mengenal seorang gadis yang amat cantik dan pintar bermain batminton. Nama gadis itu Putri.
Pertemuan pertama mereka terjadi saat Putri berlibur ke rumah bibinya yang kebetulan satu kampung dengan Randi.
Saat pandangan pertama itu, hati Randi mulai nyut-nyutan.
Pada suatu sore, Randi bertambah terpesona ketika melihat Putri bermain batminton di kampung mereka. Rasa penasarannya pun muncul. Randi ingin sekali mencari tahu siapa sih Putri ini sebenarnaya.
Saat itu tepat hari Sabtu, Randi pura-pura bertamu ke rumah Bibinya Putri. Yang kebetulan tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Mereka asyik sekali ngobrol bersama Paman dan Bibinya Putri, dan akhirnya Putri juga ikut nimbrung diobrolan itu.
Setelah lama mereka ngobrol, pelan-pelan Randi mulai merayu dengan gomblan yang sangat indah. Paman dan Bibinya Putri saat itu sudah kembali ke aktifitas rumah mereka masing-masing. Tinggalah mereka berdua yang masih ngobrol. Saat itu menjadi kesempatan bagi Randi untuk mencoba menawarkan hatinya yang lagi kebelet cinta.
Mendengar kata-kata yang disampaikan Randi, hati Putri nampaknya mulai leleh ia tersipu malu.
Tak membutuh waktu lama bagi Randi, saat itu juga ia mengutarakan isi hatinya kepada Putri. Bak gayung disambut, ternyata Putri menerima Randi sebagai pacarnya.
Hampir lupa, waktu itu Putri naik kelas tiga SMP sedangkan Randi akan masuk kelas satu SMA.
Setelah keduanya menyatakan suka sama suka, mereka kemudian memutuskan untuk bertemu. Kebetulan, waktu itu malam Mingguan, menjadi kesempatan untuk keduanya menggelar wakuncar. (Waktu Kunjung Pacar).
Sesuai dengan adat di kampung Randi, jika ada anak yang baru masuk sekolah SMA, pasti akan dibuatkan acara “Wuat Wa’i dan Teing hang, (Acara doa Penguatan dan Persembahan kepada Roh Nenek Moyang)” namun karena ayah Randi pada malam itu tidak ada di rumah maka acara itu batal dilakukan.
Randi dan Putri udah janjian akan bertemu. Agar rencananya mulus untuk menemui Putri, Randi rela berbohong kepada ibunya dengan alasan keluar malam untuk pergi menghadiri acara dari temannya. Untung, ibunya mengizinkan ia pergi.
Dengan hati yang gembira Randi akhirnya pergi dari rumah langsung menuju rumah Bibinya Putri. Tak lupa ia membawa permen relaksa sebagai oleh-oleh.
Setibanya di rumah Putri, Randi langsung memanggilnya untuk bertemu di belakang dapur milik Bibinya Putri. Namun sial, belum juga sampai 5 menit keduanya bertemu tiba-tiba Pamannya Putri memanggilnya.
“Put… Put.. Put.. kamu di mana?” panggil dari sang Paman.
Dengan hati-hati, Putri menjawab,” Iya.. Iya, Paman aku di belakang lagi cuci piring.”
Mendengar suara panggilan dari pamanya Putri, saat itu juga Randi lari pontang panting karena takut ketahuan. Ia pergi tanpa meninggalkan pesan apapun kepada Putri. Ia langsunh pulang ke rumahnya, dengan hati yang penuh gelisah dan kecewa.
Pagi hari pun tiba, waktunya Randi harus meninggalkan kampungnya untuk melanjutkan sekolah ketingkat SMA yang lumayan jauh dari kampung mereka.
Selama Randi SMA, tidak ada lagi kabar dari Putri pacarnya itu. Apa lagi saat itu dirinya belum memilik handphone.
Selama bertahun-tahun Randi terus mencari tahu tentang Putri ke Bibinya Putri. Jika libur, ia sempatkan diri ke rumah Bibinya Putri untuk menanyakan Putri gadis pujaannya, meski hanya sebatas basa-basi.
Ia ingin meminta nomor Hand Phonenya Putri, namun ada rasa takut di hati. Ia takut ketahuan jika dirinya ada hubungan dengan Putri keponakanya. Randi tidak sama sekali berani untuk meminta nomor telfon dari Putri.
Tiga tahun tak tersasa. Randi pun tamat SMA. Ia kemudian memutuskan untuk merantau ke Bali tepatnya di Denpasar.
Di Denpasar Randi banyak mengenal teman yang satu kampung dengan Putri.
Seiring jalannya waktu, Randi berkenal dengan Ayu. Kebetulan Ayu adalah kakak kelas Putri waktu SMA. Randi pun menceritakan ke Ayu tentang Putri dambaan hatinya itu.
Ia menceritakan semuanya kepada si Ayu, jika dulu dirinya pernah berkenalan dengan seorang cewek yang satu kampung dengannya.
Randi menceritakan, jika gadis itu lincah bermain badminton dan orangnya sangat cantik.
Sontak seketika, Ayu langsung menebak jika itu adalah Putri, sebab merasa ciri-ciri itu adalah kakak kelasnya dulu, yaitu Putri.
Ayu kemudian langsung menujukan fotonya ke Randi. Setelah Randi melihat foto itu ternyata Putri. Ia pun langsung kaget.
“Nah, benar sekali. Ini dia yang saya cari dari dulu. Namanya Putri kan? sahut Randi dengan raut muka sumbringah.
Ayu pun membenarkan hal tersebut dan memberi tahu ke Randi jika Putri sekarang kuliah di salah satu universitas di Jakarta dan mengambil jurusan kebidanan.
Mulai saat itu, Randi ingin mengetahui akun facebook dari Putri ke Ayu. Setelah mengetahui akun FB dari Putri, ia langsung gerak cepat untuk meminta pertemanan dengan Putri. Tak butuh waktu yang lama, beberapa hari kemudian Putri pun mengonfirmasi permintaan pertemanan tersebut.
Setelah keduanya berteman di FB, pada suatu hari Randi mencoba untuk mengirim pesan lewat messenger.
“Hai.. Putri masih ingat dengan saya?” pesan Randi saat itu.
Mungkin karena lama keduanya berpisah, Putri sepertinya bingung. Ia pun menjawab Randi.
“Sebelumnya minta maaf kalau boleh tahu kamu siapa, aku lupa soalnya,” balas Putri.
Randi langsunng membalasnya. “Wah…. aku Randi, yang dulu pernah kenal dengan kamu,”
“O….ooo… Iya, saya tahu,” jawab Putri lagi.
Sejak itu, Randi dan Putri sering berkomunikasi lewat telfon dan WhasApp. Meski waktunya tidak berlangsung lama. Mengingat, ternyata Putri sudah memiliki pacar.
Hati Randi pun hancur, setelah Putri kembali hilang kabar. Namun Randi tidak putus asah untuk tetap menanyakan kabar dari gadis pujaannya itu. Meski Putri tidak perna membalasnya, namun dalam hati Randi, suatu saat nanti Putri pasti akan kembali pada dirinya.
Waktu itu, Randi hendak berlibur ke kempung halamannya. Di kapal yang ia tumpangi, dirinya duduk di depan pintu sambil menikmati keindahan laut lepas dengan angin yang sepoi-sepoi.
Tiba-tiba, hanphone miliknya berdering tanda ada pesan masuk.
Dirinya langsung merasa kaget, ternyataan itu adalah pesan dari Putri
“Pagi Ran, aku mau liburan ke Bali. kamu ada waktu nggak untuk bertemu aku.”
Karena sudah dalam perjalanan pulang libur, Randi pun menjawab.
“Duh, maaf aku lagi dalam perjalanan hendak pulang kampung. Nanti saya tidak lama di kampung,” jawab Randi singkat.
Hati Putri pun gelisah ketika mendengar jawaban Randi itu.
Pada hal, dirinya ingin menghabiskan waktu liburanya di Bali bersama Randi.
Namun, Randi memintanya untuk tetap berada di Bali sampai dirinya balik dari kampung.
Setelah Randi pulang, iya pun langsung mencari Putri. Keduanya pun akhirnya bertemu juga. Tanpa peduli orang banyak di sekeliling, Randi langsung memeluk Putri dan berjanji untuk tidak membiarkan ia pergi lagi.
Ahkirnya, Putri menghabiskan sisa liburan bersama Randi di Pulau Dewata. Putri memutuskan untuk melanjutkan hubungan keduanya yang pernah putus.
Putri kembali ke Jakarta untuk melanjutkan kuliahnya. Keduannya berjanji, jika sudah tamat kuliah akan langsung menikah.(**