Penulis adalah Siswa Kelas VIII SMPK Alvarez Paga
A. SANG PEJUANG
Lihatlah mereka di penghujung aspal
Mereka para pejuang rupiah
Orang yang berpasrah pada dirinya
Berharap akan bertahan meskipun untuk sementara
Langkah demi langkah dijejaki tanpa arah
Walaupun hidup sudah tak bergairah
Kini aku memang sendiri dalam diam hening bertepi
Rasa bertumpah ruah dalam anganku
Kutak ingin seperti mereka yang berpasrah pada keangkuhan
Ku kan tetap bertahan di sini dalam alamku
Alam yang menyemarakkan keindahan hidup
Kendati aku tahu ada sakit yang menyengat di ujung batas
Aku pejuang rasa dan hati tak terbayar pada rupiah nilainya
Aku pejuang cinta yang melampaui alammu
Mengadu nasib pada tepian berujung
Bisanya aku membuahi nasib meski raga bahkan maut akan menejemputku
Doa adalah sebait puisi yang kulantukan dibalik asaku
Asa yang menenun pasrah pada kehendak Sang Pejuang Ilahi
B. DAN KAU PUN TAK MAMPU JAWAB
Kau lihat kawan
Kau pun dengar
Kita semua turut rasa
Jika duka tak selalu sampai
Dalam luapan emosional rasa
Air mata jadi wujudnya
Kau lihat kawan jika bisingnya dunia
Karena hebat
Jika kepongahan hadir dalam kanca persaingan
Namun sang laknat datang
Menebas asa yang dirajut langkah
Menghentikan sejenak
Kesibukkan yang serba super tak terkira
Entah mengapa
Di usiaku yang belum juga dewasa
Terlahir Tanya yang tak jua terjawab
Dia…dimana Dia…???
Jika dia adalah pelarian di putus asa
Mengapa lambang-lambang tentang dia harus dijarakkan?
Mungkinkah ini bermakna hati
Mungkinkah semua harus dipanggil pulang ke relung ini
Aku hanyalah pengikut yang tak berdasar
Kutanya…
Dan kaupun tak mampu menjawabnya
C. HANYA AIR MATA
Senyumku telah direnggut
Tawaku telah diambil
Amarahku telah dibuang
Hanya air mata yang tersisa
Kau lihat kawan
Kancah keadilan telah dirombaknya
Tali persatuan telah diputusnya
Di mana-mana dia
Mungkinkah ini akhirnya
Akahkah yang kuasa menghendakinya
Mungkinkah semua yang berkumpul telah dipanggilnya
Memangkah keputusan ada di tangannya???
Aku hanya pengikut tak berdasar
Yang tak bisa melakukan apa
Kepasrahan menguasai diriku
Dan kini hanya air mata yang jadi pedomanku