Seni Budaya NTT Meriahkan Pentas Budaya Nusantara Universitas Warmadewa (Unwar)

DENPASAR – Univesitas Warmadewa, pada 23 Sepetember 2019 menggelar Pentas Budaya Nusantara dengan tema Merajuk Menjaga dan Memupuk Rasa Kebinekaan, Keberagaman Dan Nasionalisme Dari Warmadewa Untuk Indonesia”.

Acara yang digelar di ruangan Auditorium Universitas Warmadewa tersebut dihadiri lansung oleh Ketua Yayasan Korpri Bali Dr. Drs. A.A.G. Oka Wisnumurti, M.Si, Akademika Universitas Warmadewa dan tamu undangan lain nya.
Mahasiwa dari beberapa kabupaten di NTT turut ambil bagian dalam acara bertajuk budaya ini. Mereka menampilkan beberapa tarian adat daeranya masing – masing.

Misalkan para Mahasiswa dari Manggarai yang menampilkan tarian Wela Rana. Ketua Ikatan Mahasiswa Manggarai Warmadewa (IKMMW), Rian Ngari menyampaikan tarian Wela Rana ini merupakan tarian adat Manggarai yang mengambarkan keelokan dan keanggunan wanita Manggarai yang perawakanya seperti bunga yang pertama kali mekar.

‘’Wela Rana tu menceritakan perempuan Manggarai yang cantik dan masih muda Wela Rana itu sebutan untuk gadis cantik yang masih perawan,’ ujar Rian.

‘’Karena Wela itu kalau dikaitkan dengan perempuan berarti bunga dan Rana perdana atau baru pertama kali perempuan yang masih suci,’’ imbuhnya.

Sementara itu Mahasiswa dan Muda – Mudi dari Kab. Malaka menampikan tarian Bidu Lok. Ketua Mahasiswa dan Muda Mudi Malaka, Senon Apriyanto Nahak menjelaskan tarian Bidu Lok merupakan tarian tradisional yang berasal dari tradisi adat masyarakat Malaka yang sudah diwariskan secara turun temurun.

“Tarian ini digunakan masyarakat Malaka sebagai media bagi pemuda dan pemudi, khususnya bagi para remaja yang sudah direstui orang tua mereka atau sudah siap dinikakan untuk saling mengenal dan memilih jodoh yang mereka inginkan,’’ terang Senon Apriyanto Nahak.

Mahasiswa dan pemuda dari Kab. Nagekeo yang tergabung dalam paguyuban Ikatan Mahasiswa dan Pemuda Nagekeo (IKMAPENA) – Bali membawakan tarian Tea Eku.

Ketua IKMAPENA – Bali, Emilianus Eto Tonga menerangkan bahwa tarian Tea Eku berasal dari kata Tea dan Eku. Tea berarti getar, hal ini bisa dilihat dari gerakan kaki penari yang menggetarkan irama musik. Sedangkan Eku berarti lambaian sapu tangan, hal bisa dilihat dari atribut yang mereka gunakan.

Mahasiswa dari Kab. Sumba Barat Daya membawakan tarian Woleka.
Penari Woleka, Umbu Redda setelah selesai menampilkan tarian tersebut menerangkan bahwa tarian Woleka ini merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Sumba Barat Daya(SBD).

Konon, tari Woleka dulunya merupakan bagian dari upacara bentuk syukur kepada para leluhur dalam kepercayaan masyarakat Sumba. Upacara itu juga dipercaya sebagai bentuk pemulihan akan pelanggaran dan kesalahan manusia, yang dirayakan dengan pemotongan hewan korban, perjamuan, serta tari tarian yang kini berkembang menjadi tari Woleka.

Untuk diketahui, selain empat tarian yang dibawakan oleh mahasiswa dan muda – mudi NTT dari empat kabupaten, adapun Mahasiswa Universitas Warmadewa Fakultas Fisip yang bernama Yuliana Lundriani Dale mempersembakan sebuah lagu yang berjudul Flobamora.

Diakhir kegiatan, Koordinator Mahasiswa NTT Universitas Warmadewa, Efraim M. Reda menyampaikan ucapan terima kasih kepada penyelenggara kegiatan Pentas Budaya Nusantara yang telah memberi ruang bagi mahasiswa maupun muda – mudi dari NTT untuk mengaktualisasikan diri melalui pementasan seni budaya NTT di Universitas Warmadewa.

Efraim menambakan bahwa NTT memiliki begitu banyak seni budaya yang bisa diperkenalkan dan ditampilkan oleh anak muda NTT sendiri kepada masyarakat luas dan mereka akan selalu siap untuk menampilkan seni budaya NTT pada kegiatan – kegiatan selanjutnya