MANGGARAI – Dalam rangka pengembangan pariwisata premium berkelanjutan di Labuan Bajo Flores, Lembata, Alor, dan Bima, Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) menggelar Kegiatan Penguatan Digitalisasi Destinasi Wisata di Hotel Revaya Ruteng. Kegiatan tersebut berlangsung selama 2 hari, yakni 27-28 Oktober 2020.
Kegiatan tersebut melibatkan 15 Desa Wisata dari 3 Kabupaten, yakni Manggarai Barat, Manggarai, dan Manggarai Timur. Ke-15 Desa Wisata yang diundang ini adalah bagian dari desa yang telah memenuhi persyaratan aspek 3A dan juga memiliki Pokdarwis atau BUMDes.
Melalui kegiatan ini, Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina menjelaskan pentingnya memperkuat destinasi wisata, khususnya Desa Wisata dengan digitalisasi.
Melalui pemanfaatan teknologi digital sebagai saluran informasi dan komunikasi yang mampu menyajikan potensi wisata desa, Shana berharap promosi dan peningkatan kualitas pariwisata desa wisata dapat semakin dioptimalkan.
Shana mengatakan, sudah saatnya Desa-desa Wisata di NTT harus go digital. Dengan begitu, informasi terkait potensi wisata desa semakin mudah diakses oleh wisatawan.
“Masyarakat Desa Wisata juga harus bisa secara mandiri untuk melakukan pemberdayaan ekonomi terhadap desanya untuk berkembang secara baik,” ungkap Shana.
Menurut dia, visi menjadikan NTT sebagai gerbang ekowisata dunia, meniscayakan peran serta Desa Wisata untuk turut berpartisipasi mewujudkan pengembangan pariwisata berbasis masyarakat.
Masyarakat Desa, ujar dia, tentu sebagai komponen utama dalam membangun pariwisata Desa melalui sajian aktivitas keseharian masyarakat, seperti dalam produk hasil tani atau kebun, aktivitas seni budaya masyarakat desa setempat yang memiliki keaslian budaya, serta potensi desa lainnya yang dapat memberi nilai lebih atau added value bagi masyarakat.
“Desa-desa wisata yang sudah siap kita digitilisasi dan kita pastikan aktifitas digitalnya dikelola dengan baik dan berkelanjutan, sambil tetap kita dampingi sampai mereka benar-benar mandiri dalam pengelolaan digitalnya,” jelas Shana.
Sementara itu, Kepala Divisi Komunikasi Publik BOPLBF Sisilia Jemana dalam kesempatan tersebut menerangkan, dalam kegiatan tersebut peserta akan dilatih bagaimana membuat konten media yang menarik terkait potensi wisata di desanya masing-masing.
“Teman-teman Desa Wisata selama 2 hari ini akan kami bekali dan kami latih bagaimana membuat konten foto yang baik dengan menggunakan kamera sederhana, selain itu juga akan kami latih bagaimana membuat caption atau narasi yang baik yang bisa menunjang konten foto yang ada”, jelas Sisilia.
Untuk diketahui, konsep pembangunan pariwisata berbasis masyarakat (Community Based Tourism) saat ini menjadi kiblat utama pembangunan pariwisata di NTT.
Ada pun yang hadir dalam kegiatan ini di antaranya Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai, Angkat Anglus, Narasumber Institut Desa Wisata Jogjakarta, Rokhmadu Inuhayi, Pemilik dan Pengelola Sun Rice Homestay Ruteng, Yeremias J Aquino, Kepala Desa dan peserta dari 15 Desa Wisata dari 3 Kabupaten, serta Perwakilan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dari 3 Kabupaten.
(yb/rls/wn/red)