media-wartanusantara.id — Seorang Ibu muda di Ruteng, Ibukota Manggarai, NTT menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh seorang pegawai kantor Kelurahaan.
Adalah perempuan berinisial EM (24) asal asal Rangkat, Kelurahan Watu, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, NTT dianiaya pria berinisial A yang dikabarkan merupakan oknum Pegawai di Kantor Kelurahan Watu.
Dilansir floreseditorial.com, kekerasan yang dialami EM bermula ketika Ia menolak rayuan pelaku untuk berselingkuh pada Senin (15/03/2022) malam lalu.
EM menuturkan, saat itu, Ia bersama temannya bernama FI (23) diundang oleh teman pelaku bernama NK, untuk datang ketempat milik OJ di Mes PLN Wae Palo sekitar pukul 21.02 Wita.
“Sampai di sana, Kebetulan saya duduk dekat Dia,” kata EM, Senin (02/05/2022).
Sesaat kemudian, terduga pelaku mulai merayu korban untuk selingkuh.
“Tetapi saya menolak, karena dia sudah punya istri, kebetulan Saya kenal baik, ” imbuhnya.
“Kenapa kau tidak mau dengan saya, saya bisa menjamin kau punya kehidupan dan sekarang saya baru dapat kau, dan Kau harus temani saya ke cafe (Pub),” ujar Elvi menirukan perkataan pelaku.
Karena merasa tak nyaman, EM pun berniat untuk pulang, namun pelaku menahan korban dan meminta agar korban tidak pulang seraya merampas hp milik korban.
“Pada saat itu, saya memohon kepada Dia untuk kembalikan HP, karena saya mau pulang,” ijarnya.
Mendapat perlakuan yang tidak senonoh, korban dan pelaku sempat berdebat, karena permintaan pelaku ditolak oleh korban serta meminta hp untuk dikembalikan.
“Saat itu saya bersikeras untuk keluar dari mes itu menuju ke jalan raya bersama teman saya, akan tetapi pelaku mengikuti saya dari belakang serta menarik saya dan pelaku mengatakan akan mengantar saya pulang,” kisahnya.
Namun Ia menolak tawaran pelaku.
“Karena saya menolak tawarannya untuk menghantar saya pulang, dia memukul saya berulangkali hingga saya jatuh ke tanah. Saat itu saya sudah tak sadarkan diri,” ungkap EM.
Lebih lanjut kata korban, pada saat itu, rahang kananya terasa sakit dan hidung keluar darah akibat kena pukulan berulangkali.
“Saat saya sadar, saya sudah ada di dalam Mes PLN, tapi saya tak tau siapa yang angkat saya ke dalam. Begitu sadar, saya langsung bergegas keluar dari kamar Mes dan tiba-tiba pelaku datang lagi dan menggendong saya tapi saya menolak dan secepatnya keluar dari tempat itu,” kata EM.
Setelah itu kata EM, dirinya meminta NT untuk mengantarnya ke Kantor Polres Manggarai tetapi dirnya malah diantar ke kos milik mama Elfhy.
“Sesampainya di jalan depan kos mama Elfhy, ada motor yang lewat dan saya meminta bantuan untuk menghantarkan saya ke Kantor Polres Manggarai. Sampai di kantor Polres Manggarai sekitar pukul 23.00 WITA dan langsung menuju ruangan SPKT untuk membuat laporan Polisi, akan tetapi dari pihak polisi yang sedang bertugas (piket malam), menyarankan saya untuk datang keesokan harinya” kisahnya.
Keesokan harinya, sekitar pukul 07.00 pagi diriinya kembaali mendatangi Polres Manggarai dan membuat Laporan.
Dengan bukti Laporan Polisi (LP) Nomor : LP/B/48/III/2022/SPKT/RES MANGGARAI/POLDA NTT.
“Saya berharap, pihak Polres Manggarai segera menangani kasus ini, karena ini menyangkut nyawa manusia. Ketika kasus ini dibiarkan, kepada siapa lagi kami mengadu kalau bukan ke kantor Polisi, sebagai pengayom dan pelindung masyarakat,” ungkap Elviana.
Sementara itu, Kapolres Manggarai AKBP Yoce Marten, melalui Kasat Reskrim Polres Manggarai IPTU Arviandre Maliki membenarkan laporan tersebut.
“Benar, Kami menerima laporan penganiayaan tersebut,” ungkap Andre.
Menurut pihak Kepolisian, kasus tersebut sedang dalam tahap penyelidikan.
“Kami masih lakukan penyelidikan dan mengundang beberapa saksi yang berada di TKP pada saat itu untuk dimintai keterangan,” tutup Kasat Reskrim Andre. (Sumber: floreseditorial.com).