Miris, di Manggarai Siswa Belajar di Gedung Sekolah yang Reot

MANGGARAI – Potret wajah dunia pendidikan di Kabupaten Manggarai, NTT, semakin memperihatinkan.

Kondisi ini sekan menjadi catatan kelam bagi para siswa yang tengah mengenyam ilmu pengetahuan.

Seperti yang dialami Sekolah Dasar Negeri (SDN) Rampasasa, Desa Wae Mulu, Kecamatan Wae Rii, Kabupaten Manggarai, NTT.

Nampak, berapa ruangan kelas, tidak berdinding, berlantai tanah. Kondisi ini pun menyebabkan saat hujan tiba, air hujan masuk hingga ke dalam kelas.

Bukan hanya kondisi gedung sekolah yang memprihatinkan, namun akses menuju ke sekolah itu juga cukup sulit dijangkau.

Dilansir Florespost.co, Kepala UPTD SDN Rampasasa, Stefanus Jedaut, kepada wartawan Senin (24/2/2020) menjelaskan, SDN Rampasa awalnya berstatus Tambahan Ruang Kelas (TRK) dari SDI Welong.

TRK ini didirikan kata Stefanus, pada bulan Juli tahun 2015 silam. Kurang lebih empat (4) tahun berstatus TRK, tambah Dia pada tahun 2019 lalu TRK ini menjadi SD defenitif. Namanya juga berubah dari TRK SDI Welong menjadi SDN Rampasasa.

“Usia sekolah ini kurang lebih lima (5) tahun. Kondisinya masih seperti ini,” kata Stefanus.

Diuraikan Stefanus, jumlah keseluruhan siswa di SDN Rampasasa sebanyak 66 siswa dengan rincian, Kelas 1 (Satu) 16 orang,Kelas II (Dua) 9 orang, Kelas III (Tiga) 12 orang, Kelas IV (Empat) 13 orang dan Kelas V (Lima) 16 orang,” ujarnya.

Jumlah ruangan kelas, kata Stefanus, sebanyak empat (4) ruangan. Satu ruangan kelas jelasnya, dipakai bersama oleh siswa Kelas II dan Kelas III.

“Karena keterbatasan ruangan, dipaksakan pakai dalam satu ruangan,” katanya.

Sedangkan jumlah guru di SDN ini sebanyak enam (6) orang. Dua (2) orang PNS dan empat (4) orang non PNS.

“Untuk merubah wajah pendidikan di daerah terpencil ini, kami sangat membutuhkan perhatian dari Pemerintah Pusat. Kami harap ada pembangunan gedung baru sehingga bisa menciptakan kenyamanan peserta didik kami,” harap Stefanus.

Menurut dia, sekolah sangat mengharapkan akses ini, sehingga gerakan belajar yang disampaikan Menteri Pendidikan bisa diterapkan di sekolah ini.

Selain itu harap dia, Pemerintah Kabupaten juga bisa turut andil untuk memperhatikan sekolah ini, terutama untuk gedung sekolah dan jalan raya.

Diakui Stefanus, Pemerintah Daerah sudah mengambil langkah yang baik, dimana kata Dia, Wakil Bupati Manggarai Victor Madur sudah mengunjungi sekolah ini.

“Pa Wakil juga merasa prihatin dengan kondisi sekolah ini. Kalau saya tidak salah dengar, tahun 2020 ini ada bantuan satu ruangan untuk sekolah ini ditambah jalan raya yang bisa menghubungkan kami ke jalan utama. Pembangunan akan dilakukan secara bertahap. Kami ucapkan terima kasih atas perhatian pemerintah,” katanya.

Terpantau, akses jalan ke SDN Rampasasa cukup sulit. Siswa dan siswi yang berasal dari berbagai kampung sekitar dan para guru pun harus melintas di jalan berbatu. Menerobos semak belukar.

Untuk mempersingkat jarak, ada pula yang melintas di kebun milik warga sekitar. Disaat musim hujan seperti sekarang ini, dikwatirkan akan membahayakan keselamatan guru dan murid-murud di sekolah tersebut.

Lokasi sekolah ini juga cukup jauh dari pemukiman penduduk dan jalan utama Ruteng-Liang Bua, kurang lebih 700 meter. (RED)