Badan Pengurus IKB Flobamora Bali Angkat Bicara, Bantah Organisasinya Disebut Ilegal

BALI – Badan Pengurus Ikatan Keluarga Besar (IKB) Flobamora Bali akhirnya angkat bicara terkait yang disampaikan beberapa sumber media online PosKupang.com dan Theeast.co.id yang menyebutkan keberadaan unit IKB Flobamora Bali diduga ilegal.

Seperti diketahui, kedua media tersebut mempublikasikan terkait isi pertemuan antara sejumlah Ketua Unit Suka Duka yang menjadi konstituen IKB Flobamora Bali dengan staf khusus Gubernur NTT, Rocky Pekudjawang, Jumat (05/06/2020) lalu.

Dalam pertemuan tersebut, Ketua Unit Keluarga Belu, Hilarius Mali menyampaikan kepada Rocky Pekudjawang bahwa keberadaan Badan Kepengurusan IKB Flobamora Bali yang diketuai oleh Yoseph Yulius Diaz saat ini dinyatakan ilegal karena seharusnya telah berakhir pada bulan Februari 2020 lalu.

Menanggpi itu, Sekertaris Umum Ikatan Keluarga Besar (IKB) Flobamora Bali, Frederick Billy angkat bicara sekaligus membantah tudingan yang disampaikan Hilarius Mali. Ia menjelaskan, kepengurusan IKB Flobamora periode 2017 – 2020 bukan berakhir pada Februari 2020, melainkan tepatnya pada tanggal 21 Mei 2020.

“Sebelum masa berakhirnya kepengurusan, kita sudah membangun komunikasi dengan para ketua unit,” ujar Frederick Billy melalui keterangan pers di Sekertariat Krisis Center Flobamora Bali, Rabu (10/06/20) malam.

Pada tanggal 10 Maret 2020, lanjut Frederick, pihaknya telah memberikan informasi kepada masing-masing Ketua unit yang berada di bawah naungan IKB Flobamora, untuk mengadakan Rapat Tertinggi Anggota (RTA) yang akan digelar pada tanggal 5 April 2020.

“Saya sampaikan itu kepada setiap Ketua unit, dan semuanya pada setuju untuk diadakan tanggal 5 April 2020,” katanya.

Namun, kata Dia, pada tanggal 15 Maret 2020, Presiden Jokowi selaku kepala Negara secara resmi menginstruksikan agar masyarakat menjauhi kerumunan, dalam hal ini menetapkan kebijakan Social Distancing demi mencegah penyebaran corona.

“Yang namanya kegiatan bersifat berkumpul yah semuanya ditunda. Saya kemudian tanya di Pak Ketua (Yusdi Diaz), nah kami sepakat untuk ditanyakan terlebih dahulu ke setiap ketua unit untuk meminta petunjuk,” jelas Frederick.

Bersama setiap Ketua unit yang berada di bawah naungan IKB Flobamora, disepakatilah bahwa Rapat Tertinggi Anggota (RTA) ditunda sampai situasi pandemik Covid-19 ini memungkinkan/berakhir.

“Waktu itu tidak ada yang dipersoalkan dari masing-masing unit. Karena tidak ada yang dipersoalkan, nah kami mulai fokus sudah dengan aksi kemanusiaan ini. Apa salahnya kan kita membantu warga di tengah krisis Covid-19 ini,” ungkap Dia.

Bahkan, Frederick Billy juga memberikan bukti kesepakatan antar Ketua unit melalui pesan WatsApp (WA) berupa tangkapan layar/screenshot.

Dalam isi percakapan tersebut, Hila Mali yang adalah Ketua Unit Keluarga Belu juga tampak ikut menyetuji terkait penundaan Rapat Tertinggi Anggota (RTA).

Ia juga mengajak Sekertaris Umum IKB Flobamora, Frederick Billy bersama Ketua Unit dari Ikatan Keluarga lainnya untuk sama-sama mengikuti himbauan pemerintah.

“Mat pagi pak sekum,kita harus mengikuti himbauan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah Bali bahwa utk sementara seluruh kegiatan yg sifatnya kumpul orang di satu tempat dalam jumlah yg banyak supaya ditiadakan,jadi kegiatan tgl 5 april ditunda sampai kondisi membaik. Terimakasih.,” demikian isi pesan WatsApp yang dikirimkan Hila Mali kepada Sekertaris Umum IKB Flobamora, Frederick Billy.

Namun, seluruh Badan Kepengurusan IKB Flobamora Bali baru-baru ini kemudian terkejut setelah munculnya berita terkait pertemuan Staf Khusus Gubernur NTT, Rocky Pekudjawang bersama Ketua Unit Keluarga Belu, Hilarius Mali, Ketua Unit Keluarga Ombai (Alor) Ishak Walaka, Ketua Unit Keluarga Tafaenpah (TTU) Olderico Diaz Quintas dan perwakilan unit keluarga Malaka, Hendrik Seran yang membicarakan terkait legalitas Flobamora Bali.

“Anehnya, Staf Khusus Gubernur NTT ini (Rocky Pekudjawang) bahas soal legalitas Flobamora kepada mereka (Hilarius Mali Cs) yang notabene yaaaa, seperti Unit Keluarga Belu ini saya lihat tidak pernah ada rapat anggota, tidak pernah ada yang kita lantik juga. Padahal tahap dibentuknya pengurus disetiap unit itu dilakukan secara internal berdasarkan anggaran dasar rumah tangga untuk dilantik,” ungkap Sekertaris IKB Flobamora itu.

Iya juga menyindir terkait keberadaan pengurus Unit Keluarga Belu yang diketuai oleh Hilarius Mali.

“Unit Keluarga Belu ini selama saya jadi Sekertaris, saya tidak pernah tahu itu pengurusnya. Tidak pernah juga kita lantik,” kata Frederick Billy.

Meski demikian kata Dia, setelah beredarnya berita terkait adanya pertmuan tersebut, Ketua unit Ikatan Keluarga Malaka telah memberikan klarifikasi kepada IKB Flobamora Bali terkait maksud dan tujuan sebenarnya di balik pertemuan bersama staf khusus Gubernur NTT itu.

“Dari Malaka datang klarifikasi ke kita, bahwa benar ada pertemuan dengan staf khusus Gubernur NTT, tapi untuk membahas terkait pemberian sembako dari Gubernur NTT. Mereka tidak tahu kalau ada pembahasan soal legalitas ini,” katanya.

Demikian pula dari unit keluarga Tafaenpah (TTU). Billy menjelaskan bahwa sekertaris Tafaenpah telah mengklarifikasi, bahwa yang hadir pada pertemuan tersebut bukan mengatasnamakan unit keluarga Tafaenpah (TTU).

“Keduanya memang sudah klarifikasi sama kita. Ya kita terimalah dengan baik, karena kita semua ini kan keluarga,” katanya.

“Ketua unit Belu (Hilarius Mali) dan Ombai/Alor (Ishak Walaka) ini sampai sekarang belum klarifikasi dengan kita. Padahal Ombai ini selalu dapat bantuan dari unit Flobamora. Tapi keduanya ini tiada hujan tiada badai bilang unit kita ini ilegal. Nah berarti mereka selama ini terima bantuan ilegal dari organisasi ilegal dong,” tegas Frederick menambahkan.

Meski demikian menurut Frederick Billy, adanya perselisihan tersebut merupakan dinamika yang selalu ada dalam roda organisasi.

Frederick mengaku bahwa dirinya bersama Ketua IKB Flobamora Yusdi Diaz sebetulnya tidak terlalu mempersoalkan secara berlebihan terkait beredarnya kabar tersebut.

“Apa yang mereka (Hilarius Mali Cs) lakukan itu sebetulnya hanya direspon oleh anggota kita di unit Flobamora, kalau kita sih hanya komunikasi secara normatif saja sesuai mekanisme. Karena saya terus terang ya, apa pun bentuk kegiatan yang dilaksanakan Flobamora, selalu kita pertanggungjawabkan secara profesional,” terangnya.

Untuk diketahui, berdasarkan informasi yang diperoleh Wartanusantara, Olderico Diaz Quintas, ketua Tafaenpah (TTU) yang tadinya hadir dalam pertemun tersebut rupanya tidak terdaftar dalam unit IKB Flobamora Bali. (RED)