BALI – Warga perantauan asal Satar Mese yang saat ini berdomisili di Bali tercatat sudah mencapai 375 orang. Bagi yang sudah hidup berkeluarga, jumlah tersebut belum terhitung dengan jumlah istri dan anak.
Hal itu disampaikan ketua Ikatan Keluarga Satar Mese (IKKSAM) Bali Saverinus Matul kepada media ini di sela-sela acara Natalan dan Tahun Baru bersama warga IKKSAM di Gedung PWI Bali, pada Minggu (19/01/20) malam.
“Warga Satar Mese di Bali berdasarkan data yang kita peroleh itu sudah mencapai 375 orang. Itu yang terdaftar di paguyuban. Jumlahnya itu juga termasuk hitungan dari masing-masing per-kepala keluarga (KK). Kalau total dengan istri anak, itu sudah mencapai 600 sampai 700 orang,” ujar Saverinus.
Kendati demikian, Saverinus belum menjelaskan secara persis terkait jumlah warga Satar Mese yang ada di Bali secara keseluruhan. Sebab, kata Dia, hingga kini masih banyak warga perantauan asal Satar Mese di Bali yang belum mendaftarkan diri di paguyuban.
“Maka dari itu saya harap warga Satar Mese yang datang merantau di Bali, maupun adik-adik yang datang kuliah untuk segera mendaftar di paguyuban, paling tidak di Koordinator Desa (Koordes) mana saja yang mereka mau. Yang penting mereka terdaftar,” imbuhnya.
Selain itu, Saverinus juga meminta kepada Mahasiswa asal Satar Mese yang saat ini bergabung dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Satar Mese Timur (HIMMASTI) Bali, bagi yang belum terdaftar, untuk segera mendaftarkan diri di setiap Koordes maupun Koorcam yang berada di bawah naungan IKKSAM.
“Sebab kalau pun mereka aktif di organisasi mahasiswa mereka, tapi kalau tidak terdaftar di Koordes, kita tidak akan anggap,” tegasnya.
“Terserah mereka, mau daftar di Koordes mana saja, intinya mereka niat dan mau berbaur,” tambahnya.
Ia juga menghimbau kepada warga asal Satar Mese lainnya, secara khususnya mahasiswa yang datang menuntut ilmu di Bali untuk menjauhi hal-hal yang tidak diinginkan bersama, terlebih yang dianggap bersifat kriminal.
“Kalau mahasiswa, jadilah mahasiswa, kalau datang untuk kerja ya kerja saja. Lebih bagus lagi kalau kuliah sambil kerja. Intinya tidak boleh melakukan tindakan yang dianggap kriminal,” imbuh Dia.
Untuk diketahui, Acara yang berlangsung di gedung PWI Bali ini dibuka melalui perayaan ekaristi kudus yang dipimpin oleh Romo Paskalis Widastra, Pr.
Turut hadir dalam acara ini, Ketua Ikatan Keluarga Manggarai Barat (IKAMABA) Bali, Ketua Ikatan Keluarga Manggarai Timur (IKAMATIM) Bali, para Korcam dan Koordes Satar Mese yang tergabung dalam paguyuban IKKSAM, serta ratusan tamu undangan lainnya.
Pantauan media-wartanusantara.id, suasana kekeluargaan yang digelar di acara Natalan dan Tahun baru bersama ini tampak begitu erat.
Sebagian besar warga yang hadir pun terlihat mengenakan kain songke sebagai simbol budaya Manggarai yang begitu kental.
Tampak pula atraksi tarian adat Manggarai dibawakan oleh beberapa mahasiswi yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Pariwisata Manggarai Bali (HMPMB).
Ketua panitia acara, Irenius Raga dalam menyampaikan laporannya mengucapkan terimakasih kepada setiap pihak yang telah mengambil bagian, juga kepada setiap Koordes yang telah menyukseskan acara tersebut.
“Kami sebagai panitia tentu merasa bahwa mungkin acara ini belum terlalu sempurna. Tapi atas kehadiran semuanya sudah bisa membangkit semangat kami dalam acara Natal bersama ini,” pungkas Dia. (FK/WN/RED)