Kumpulan Puisi, Dionisius Derson Lajang

Penulis adalah Siswa Kelas VIII SMPK Alvarez Paga

TERJAGA SAAT SENJA

Senja beranjak terbit dari peraduannya

Sedang aku masih merangkak terjaga dalam lelapku

Alamku bangun seketika membuka tirai kehidupan

Apa gerangan wajahnya yang termakan usia

Pergi saat aku masih belia

Datang seketika di hadapan wajahku

Dia wanita terhebatku

Dia yang sedari dalam Rahim telah merangkulku

Ia pergi tanpa kata yang tersisa

Ia membalutiku dengan kain dari sepongah keringat

Bercucuran menopangku meski langkahnya tertatih-tatih membututiku

Kini senja….

Di antara batas lamunan dan ingatan

Biarkan bayangnya mengejarku

Hadir di sini bersamaku

Meski ragamu hanya sebatas ilusi

DIATAS BATU INI KU BERDIRI SENDIRI

Disini di kegelapan ini

Ku berdiri sendiri

Kuterombang-ambing sendiri

Di atas batu ini

Batu engkau bagaikan kapal yang tanpa nahkoda

Yang terombang-ambing di atas laut yang hampa

Tak ada nada dan kata

Yang ada di laut ini

Batu tak ada cahaya yang menerangimu

Hanya ada kegelapan dalam kesendirian

Ku harapkan segera berlalu

Menyambut cahaya dan meninggalkan kegelapan

Yang keluar dari batu yang berdiri tegak untukmu

KURINDUKAN CINTAKU

Rindu……….

Tak bisa ku ucapkan kata-kata lagi

Selain puisi yang kubuat ini

Tentang dia yang seperti pelangi

Dia seperti mewarnai, pergi tanpa pamit

Rindu…….

Kurindukan dirinya

Bagaikan sosok inspirasi

Yang memberi banyak motivasi

Seperti hujan

Yang membasahi hati dan pikiranku

Rindu……

Kapan kutemukan cintaku

Dan kapan kami akan bertemu

Hanyalah rindu dalam hati ini

Yang dapat mengobatinya