BALI – Puncak acara Grand Final babak 10 besar Pemilihan Putra Putri kampus IKIP PGRI Bali 2019 yang diselenggarakan pada Rabu, (18/12/19) sore bertempat di gedung Auditorium Redha Gunawan IKIP PGRI Bali kini telah berakhir.
Kegiatan dengan tema “Menciptakan Generasi Muda yang Cerdas dan Berkarakter” ini tiba pada puncak final setelah melalui berbagai tahapan yang diselenggarakan sejak tanggal 27 November 2019 lalu dengan diikuti sebanyak 39 peserta seleksi dengan komposisi 25 putri dan 14 putra dari setiap jurusan yang ada pada setiap fakultas di Kampus IKIP PGRI Bali.
Adapun yang berhasil meraih juara dalam ajang perlombaan tersebut, yakni diraih oleh Arwin Nugraha Partihara dan Putu Eka Rama Deva Yanti.
Selain itu, untuk runer up 1 (satu) diraih oleh pasangan I Kadek Wahyu P. D dan Ni Luh Putu Nirani Nusantari, kemudian untuk runer up 2 (dua) diraih oleh pasangan I Kadek Hudya Oktyadinata dan Ni Kadek Elisia Guardiola.
Keputusan tersebut ditetapkan setelah melalui hasil penilaian dewan juri. Arwin Nugraha Partihara dan Putu Eka Rama Deva Yanti kini dinobatkan sebagai putra dan putri terbaik kampus IKIP PGRI Bali tahun 2019.
Diwawancarai media-wartanusantara.id di sela-sela acara berlangsung, Rektor IKIP PGRI Bali, Dr. I Made Suarta, S.H., M.Hum mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari kreatifitas mahasiswa untuk dapat berfikir kedepan dalam rangka meningkatkan kualitas diri secara khusus, dan lembaga kampus secara umum.
“Kita tetap dukunglah kegiatan sperti ini. Karena di sisi lain, kegiatan seperti ini juga merupakan bagian untuk melengkapi kegiatan extra yang ada di kampus,” ujarnya, Rabu (18/12) malam.
Ia berharap, dengan diselenggarakannya ajang perlombaan tersebut, dapat menambah wawasan yang dimiliki bagi mahasiswa di IKIP PGRI Bali.
“Karena kedepannya kita menganggap bahwa misi ini merupakan bagian dari promosi terhadap IKIP PGRI Bali, dimana kita dapat mengenalkan bahwa seperti inilah bentuk pembinaan yang dilakukan oleh lembaga kita ini,” jelas Dia.
Demikian sambung Suarta, kepada Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) diharapkan lagi untuk dapat meningkatkan berbagai aktifitas di kampus yang bersifat softskill.
“Sehingga zaman sekarang kan harus bisa menguasai semuanya, terutama terhadap karakter yang berbasis budaya,” imbuhnya.
Terpisah, ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IKIP PGRI Bali, Sri Agustien menuturkan, adanya kegiatan tersebut merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan sebagai bentuk motivasi terhadap kehidupan mahasiswa.
“Kegiatan ini sebagai bentuk motivasi ya, bagaimna kita selaku mahasiswa di sini dapat berkompetisi satu sama lain mengenai kemampuan dan bakat yang dimiliki untuk dijadikan contoh agar patut ditiru. Karena kita semuanya kan calon guru, jadi kita harus memiliki icon lah yang bisa memotivasi mahasiswa secara keseluruhan,” ungkapnya kepada Wartawan.
Sama halnya yang disampaikan rektor, lanjut Agustien, kegiatan yang diselenggarakan tersebut diadakan sekaligus sebagai bentuk promosikan terhadap lembaga untuk membawa nama baik kampus.
“Mahasiswa yang masuk di grand finalis 10 besar ini kebetulan bukan dari Bali saja. Aspek penilaiannya, kita melihat dari berbagai karakter peserta lomba, maupun wawasan yang mereka miliki. Begitupun terhadap proses seleksinya, ada tes bakat, tes secara tulis juga, interviuw, dan telah disiapkan juri khusus yang tes mereka,” bebernya.
“Tahun lalu pun yang juaranya itu dari NTB. Jadi tidak harus orang Bali saja yang ikut perlombaan seperti ini,” pungkasnya. (fk/wn/red)