DENPASAR – Kasus meninggalnya dua pemuda, asal Ruteng, Kabupaten Manggarai, NTT di Denpasar, Bali, pada Kamis (17/10) malam mulai terungkap.
Berdasarkan penjelasan dari Kepala bagian SMF Kedokteran Forensik RSUP Sanglah Denpasar, dr Ida Bagus Putu Alit kedua korban yaitu Randi (almarhum) asal Laci, Carep, Langke Rembong dan Patris (almarhum) asal Pitak, Langke Rembong, mengatakan, meninggalnya kedua korban diduga akibat dari keracunan metanol.
“Korban meninggal diduga keracunan metanol, pada pemeriksaan tidak ditemukan luka-luka, hanya menunjukkan mati lemas,” kata Dokter Alit, seperti dikutip tribunbali.com.
Dijelaskan dr. Alit, bahwa untuk lebih memastikannya, pihaknya masih menyimpan sampel darah dari kedua almarhum, untuk diperiksa lebih lanjut.
“Untuk memastikannya memang kita masih menyimpan sampel darah dan kencingnya untuk pemeriksaan,” tambahnya.
Berdasarkan analisis yang disampaikan Dokter Alit, sekelompok remaja tersebut telah menenggak minuman keras (miras) berupa arak, sekitar 4 hari yang lalu.
“Sekelompok remaja minum-minum itu sekitar 4 hari yang lalu. Dan kemudian mulai kemarin ada gejala-gejala yang menunjukkan keracunan,” ujarnya.
“Gejala yang mereka alami itu berupa mual, bahkan ada yang langsung pingsan,” tambah Dokter Alit.
Dokter Alit mengatakan, jumlah korban yang mengalami keracunan miras tersebut, ada sebanyak 10 orang, dan ada beberapa orang menunjukkan tanda keracunan.
“Jadi sampai saat ini ada 6 pasien yang masuk ke RSUP Sanglah karena kita curigai keracunan metanol karena sebelumnya ada riwayat minum-minum alkohol sebelumnya,” jelasnya.
Dokter Alit juga menjelaskan bahwa, metanol tersebut sangat berbahaya bagi tubuh, karena bisa berubah menjadi racun setelah mengalami proses metabolisme di dalam tubuh.
“Jadi metanol itu adalah bentuk sederhana dari etanol, etanol itu adalah alkohol yang kita minum. Tapi metanol mungkin dipasaran itu namanya spirtus, ya itu dicampurkan diminumannya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dokter Alit menjelaskan, pada dasarnya metanol tersebut tidak menimbulkan keracunan, namun kata dia, jika metanol dikeluarkan dari tubuh, maka akan menimbulkan asam format berupa racun.
“Dia alami proses metabolisme di dalam tubuh, artinya metanol itu kan tidak beracun, tapi tubuh mengubahnya menjadi sesuatu yang mudah dikeluarkan tubuh yaitu asam format, asam format inilah yang beracun,” jelas Dokter Alit.
Untuk diketahui, pada hari ini, Jumat, (18/10) kedua jenazah sudah dipulangkan ke kediamannya masing-masing, yakni di Langke Rembong, Kabupaten Manggarai.
Ada pun salah satu dari kedua teman almarhum yang minum bersama dengan kedua almarhum saat ini sedang mengalami masa kritis dan sedang dirawat intensif di RS. Bali Royal Hospital (Bros).
Sumber: Tribunbali.com
Editor: Febriano Kabur