Tenggelamnya Wisatawan di Cunca Wulang, Dinas Pariwisata Mabar Harus Lakukan Evaluasi

Media wartanusantara.id–Peristiwa tenggelamnya wisatawan lokal, Yoseph Febio Makasau (29), di lokasi wisata air terjun Cunca Wulang, Kecamatan Mbeliling, Rabu (13/4/2022), ketua DPRD Manggarai Barat Martinus Mitar dan Ketua DPD Perindo Mabar Stanislaus Stan angkat suara.

Kepada media ini, bertempat di Labuan Bajo, Kamis, (20/4/2022), Martinus menegaskan bahwa pemerintah melalui Dinas Pariwisata segera melakukan evaluasi pasca-kejadian ini.

“Peristiwa tenggelamnya wisatawan di Cunca Wulang, bukan baru terjadi. Lagi-lagi kejadiannya, di bagian kolam renang. Itu berarti pemerintah melalui Dinas Pariwisata harus melakukan evaluasi”, ujar Martinus.

Menurut mantan Kepala Desa Golo Bilas itu, seharusnya pihak Dinas mengetahui di titik-titik mana yang rawan kecelakaan dan fasilitas apa yang dibutuhkan di area itu. Tetapi, sayangnya pihak Dinas tak pernah melakukan evaluasi dan analisis secara komprehensif pasca kejadian.

“Kalau kita lihat, kejadiannya masih di tempat yang sama. Itu berarti selama ini Dinas Pariwisata tak pernah melakukan evaluasi secara komprehensif terkait titik-titik mana yang rawan dan fasilitas apa yang dibutuhkan”, ungkap Martinus.

Selain itu, politisi partai Nasdem ini menganjurkan agar pemerintah kabupaten dan pemerintah Desa bisa bersinergi dalam menata obyek wisata Cunca Wulang.

“Antara pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Desa, harus bersinergi untuk memastikan dan melaksanakan aneka prosedur tetap (Protap), terkait sistem pelayanan dan keselamatan wisatawan”, tegas Martinus.

Lebih lanjut dirinya menyoroti soal minimnya fasilitas standar untuk mengurangi risiko bencana di lokasi wisata tersebut.

“Harus kita akui bahwa fasilitas standar dan penunjang untuk kenyamanan dan keselamatan wisatawan, masih minim”, keluh Martinus.

Sebagai mitra pemerintah, pada prinsipnya pihak DPRD Mabar sangat mendukung kerja pemerintah melalui penyediaan politik anggaran dalam membangun dan mengadakan fasilitas standar di Cunca Wulang.

“Pada prinsipnya, kami sangat mendukung kerja pemerintah melalui politik anggaran untuk mengadakan dan membangun fasilitas standar guna mengantisipasi risiko bencana di lokasi tersebut”, pungkas Martinus.

Senada dengan Martinus, Ketua DPD Perindo Mabar menyoroti soal lemahnya sistem yang diterapkan oleh pemerintah di Cunca Wulang.

“Kecelakaan yang sering terjadi di Cunca Wulang, hemat saya selain karena ulah wisatawan sendiri, juga karena lemahnya sistem yang diterapkan pemerintah pada obyek itu”, ungkap Stanis.

Sistem yang dimaksudkan Stanis adalah proses rekruitmen pemandu lokal yang kurang berbasis kompetensi. Para pemandu lokal itu harus dilatih dan memiliki sertifikat.

“Saya usulkan agar para pemandu di Cunca Wulang harus orang yang punya skill sebagai penyelam profesional. Pemerintah harus fasilitasi pelatihan untuk para pemandu tersebut”, tegas Stanis.

Selain sistem, demikian Stanis mesti ada perlakukan khusus untuk obyek wisata air terjun yang nota bene aktivitas yang dibuat wisatawan adalah berenang, panjat dan lain-lain. Karena wisata air terjun aktivitasnya tidak lari jauh dari panjat, lompat, dari tebing dan berenang. Itu semua masuk dalam kategori minat khusus.

“Saya berharab pemerintah harus berpikir lebih dan ekstra tentang kebijakan pelayanan wisatawan untuk air terjun, panjat tebing, dan yang sejenis lainnya. Harga tiket masuk tidak peduli dicharge mahal yang terpenting pelayanan harus memenuhi standar safety bagi wisatawan”, tutup Stanis. (YB).