media-wartanusantara.id — Objek wisata air terjun Cunca Wulang yang teletak di Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur kini menjadi sorotan setelah salah satu wisatawan yang mengunjungi objek wisata tersebut meninggal dunia.
Kejadian wisatawan tewas di objek wisata itu terjadi untuk kesekian kalinya. Pemerintah dan stakeholder lainnya diharapkan untuk segera cepat mengambil solusi agar peristiwa serupa tidak terulang kembali.
Menanggapi hal ini Ketua DPD Perindo Manggarai Barat Stanislaus Stan mengatakan, penyebab seringnya wisatawan kecelakaan di objek wisata air terjun Cunca Wulang selain disebabkan oleh tindakan masa bodoh dari wisatawan, juga karena lemahnya sistem yang diterapkan pemerintah .
Contohnya kata Stanis Stan, yaitu hanya mengandalkan pemandu orang-orang yang ada di pos jaga yang tidak bisa menjamin keselamatan dan keamanan para wisatawan.
“Yang perlu didalami adalah, seberapa siap para pemandu lokal di sana secara kualitas,” tanya Stanis.
Ia mengatakan, objek wisata Cunca Wulang harus diperlakukan khusus sebab ada kategori minat khusus bagi wisatawan yang berkunjung.
“Aktivitas wisatawan akan berenang, panjat dll, dan itu sudah masuk dalam kategori minat khusus, apakah pemandu lokal yang disiapkan Pemerintah sudah memenuhi kualifikasi standar safety dan secure? Apa mereka punya skill “self rescue” (kemampuan penyelamatan diri) sebelum mereka bisa menjadi tim rescue untuk wisatawan,” terang Stanis.
Soal banyak kejadian kecelakaan di Cunca Wulang, lanjut Stanis Stan, tidak ada hubungan kausalitas dengan orang beli tiket dan menggunakan pemandu lokal atau tidak.
“Itu hanya urusan administrasi belaka, berbicara soal secure dan safety bagi wisatawan di Cunca Wulang adalah bicara fasilitas dan pelayanan yang memenuhi standar safety teristimewa bagi para pemandu lokal yang incharge. Apakah mereka sudah punya skill rescue?,” jelasnya.
Pola briefing untuk wisata air terjun, kata Stanis Stan, bukan mengedepankan penjelasan tentang alam, tapi lebih kepada briefing safety procedure.
“Jadi siapa melakukan apa. Apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, termasuk membuat akses terpusat untuk masuk. Tidak boleh ada akses lain selain lewat pos jaga dimana disana para pemandu sudah siap melayani,” paparnya.
Stanis Stan berharap agar Pemerintah harus berpikir lebih ekstra tentang kebijakan pelayanan wisatawan untuk air terjun, panjat tebing dan jenis lainnya.
“Harga tiket masuk tidak peduli dicharge mahal, yang terpenting pelayanan harus memenuhi standard safety bagi wisatawan,” pinta Stanis.
“Saya usulkan, pemandu di Cunca Wulang harus orang-orang yang basic skillnya adalah diver (penyelam bersertifikat) minimal dia rescue diver. Jadi pemerintah harus memfasilitasi pelatihan khusus untuk para pemandu disana, karna wisata air terjun aktifitasnya tidak lari jauh dari panjat, lompat dari tebing dan berenang,” tutupnya. (YB).