DENPASAR – Umat yang mengikuti perayaan misa malam natal di gereja katedral Denpasar pada Selasa (24/12/19) malam tampak terpikat dengan indahnya sebuah pohon natal setinggi 11 meter yang berdiri tepat di depan gereja Katedral Denpasar.
Sebab, pohon natal yang dirancang oleh panitia seksi dekorasi di gereja tersebut begitu memiliki keunikan tersendiri.
Bagaimana tidak, pohon tersebut diketahui terbuat dari anyaman daun lontar.
Berdasarkan yang dipantau media-wartanusantara.id seusai misa ke-2 perayaan malam natal, pohon yang disinari oleh berbagai jenis lampu LED natal ini, begitu membuat sebagian besar umat memanfaatkan moment tersebut untuk berfoto bersama di depan pohon natal setinggi 11 meter itu.
“Ini pohon memang bagus sekali, tinggi dan strategi tempatnya juga bagus,” ujar Yopin Darman, salah satu umat yang sempat mengabadikan moment di depan pohon natal itu.

Menurut sumber lain yang enggan namanya dimediakan, anyaman daun lontar yang dipergunakan untuk membuat pohon natal tersebut merupakan bentuk untuk menyatukan antara 2 (dua) budaya berbeda yang ada di Bali.
“Anyaman lontar ini mereka pakai sebagai tanda untuk menyatukan antara dua budaya, agar selalu bertoleransi,” ungkap Sumber tersebut.
Sebelumnya, menurut koordinator dekorasi perayaan Natal, Bebiana Marselina mengatakan, anyaman daun lontar yang melingkari pohon Natal tersebut dibuat sejak pertengahan November 2019 lalu, dengan dilakukan oleh 20 orang selama dua kali kerja menganyam dalam seminggu. Yakni setiap hari Senin dan Rabu.
Anyaman yang melingkari pohon natal tersebut, kata Dia, memiliki kombinasi dua warna yang berbeda, yakni natural dari daun lontar itu sendiri dan ada yang dicat berwarna hijau.
“Warnanya ini kita sesuaikan dengan warna pagar tembok gereja, sehingga dapat menghidupkan suasana,” ungkap Dia.
Dikatakan Marselina, anyaman itu telah menghabiskan delapan sampai 10 gabung besar daun lontar dengan bahan dasar yang dibeli, kemudian dirangkainya sendiri.
“Untuk besinya, kami las dan sambung sendiri. Kami juga beli seng yang kemudian dibentuk lingkaran,” katanya.
“Ini pohonnya saja 10 meter ditambah bintangnya satu meter. Sebelas meter. Kalau diameter bawahnya itu empat meter,” lanjut Marselina.
Demikian sambung Marselina, dana pembuatan pohon Natal tersebut diperkirakan menghabiskan dana sekitar Rp10 juta hingga Rp15 jutaan.
“Jadi ada tujuh anyaman lontar yang nanti akan menutupi rangka dan membentuk kerucut. Pembuatan ini biayanya kisaran mencapai Rp10 juta sampai Rp15 jutaan,” pungkas Dia. (fk/wn/red)