JAKARTA – Presiden Indonesia, Joko Widodo menyampaikan kabar baik bagi warga yang pekerjaannya terancam di tengah pandemi corona.
“Saya melihat bahwa arus mudik dipercepat bukan karena faktor budaya tapi karena terpaksa,” ujar mantan wali kota Solo itu.
Menurutnya, banyak pekerja informal di Jabodetabek yang pulang kampung karena penghasilannya menurun sangat derastis atau bahkan hilang.
“Tidak ada pendapatan sama sekali akibat diterapkannya kebijakan tanggap darurat yaitu kerja di rumah, sekolah dari rumah, dan ibadah dari rumah,” ungkap Joko Widodo dikutip dari kanal YouTube ‘Kompas TV’ (30/03).
Joko Widodo juga megintruksikan agar program tersebut segera direalisasikan di lapangan dengan menerapkan percepatan kabinet jaring pengaman sosial.
“Yang memberikan perlindungan sosial di sektor informal dan para pekerja harian maupun program insentif ekonomi usaha mikro, usaha kecil betul-betul segera dilaksanakan di lapangan,” katanya.
Dengan begitu, para pekerja harian, asongan, semuanya bisa memenuhi kebutuhan dasarnya sehari-hari.
Apa itu jaring pengaman sosial?
Dilansir dari Kompas.com, jaring pengaman sosial adalah bantuan langsung kepada masyarakat miskin.
Masyarakat miskin yang dimaksudkan adalah keluarga penerima manfaat (KPM) sebanyak 15,2 juta.
Sebelumnya Wakil Presiden, Ma’ruf Amin juga telah menjelaskan mengenai hal tersebut terkait dengan pemetaan rencana bantuan sosial tersebut.
“Pemerintah sudah mempersiapkan bantuan langsung tunai dengan cakupan 15,2 juta rumah tangga melalui mekanisme Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) akan diberikan Insya Allah tiap bulan,” ujar Ma’ruf dalam video conference-nya dengan wartawan, Selasa (24/03). (RED)