DENPASAR – Anggota DPRD Kota Denpasar, Anak Agung Ngurah Gede Widiada dari Fraksi NasDem mendukung jika pawai ogoh ogoh ditiadakan.
Hal ini dilakukan karena situasi dan kondisi yang diakibatkan oleh merebaknya virus corona.
“Ini kita lakukan karna ada situasi yang sangat lain selama kehidupan belum pernah terjadi, adanya perkembangan virus corona yang menyebar sangat cepat. Yang menuntut perhatian semua masyarakat untuk waspada dan tanggap,” ujarnya.
“Juga menghormati edaran Gubernur Bali dan Parisada. Ini adalah saran sebagai dewan kota sebagai wujud kepedulian terhadap keselamatan masyarakat dan bencana kemanusian sebagai dampak virus corona,” imbuhnya.
Anggota Fraksi NasDem Kota Denpasar ini meminta agar ogoh-ogoh yang dibuat cukup dipamerkan di depan banjar masing-masing.
“Dalam pelaksanaan ogoh-ogoh sebaiknya tidak dipawaikan, tetapi dipamerkan di depan banjar sebagai hasil karya seni kreatifitas generasi muda,” ujar Penglisingsir Puri Peguyangan ini.
Meniadakan pawai ogoh ogoh menurut Anak Agung Ngurah Gede Widiada dengan alasan melihat situasi Virus Corona yang kian merebak.
Virus Corona ini, kata Anak Agung Ngurah Gede Widiada, dirinya sebagai wakil rakyat merasa gelisah melihat perkembangan situasi yang terjadi.
“Di mana sejatinya saya pun belum tau pasti karna bukan pakar juga bukan ahli, tapi saya seorang wakil rakyat yang selalu gelisah melihat perkembangan situasi yang terjadi. Semua belum ada kepastian,” ujarnya.
Dikatakan Anak Agung Ngurah Gede Widiada, bahwa semua upaya strategis yang dilakukan berupa kajian-kajian dari Tim ahli hasilnya belum mendapatkan secara maksimal.
“Karna itu saya sebagai anggota Dewan kota berani matur kepada warga kota dan masyarakat Bali sebagai upaya mempertegas dan mendukung Edaran Gubernur Bali yang dilandasi hati nurani dan mencitai kehidupan untuk keselamatan masyarakat dan keluarga kecil kita masing-masing,” tandasnya.
Anak Agung Ngurah Gede Widiada mengakui, meminta ditiadakannya pawai ogoh ogoh sudah pasti membuat kecewa para kreator ogoh-ogoh, namun hal ini dilakukan semata-semata mencintai kehidupan manusia yang lebih besar.
“Saya yakin ini tidak populer terutama di hati para yohana yang telah berkreatifitas membuat ogoh ogoh yang akhirnya bertemu dengan situasi yang seperti ini kedaan yang sangat tidak kita harap kan terjadi, tetapi karna kami mencintai kehidupan (kemanusian) kami pun ikut menyampaikan saran kepada masyarakat Bali yang tengah dalam proses melsksanakan Taur kesanga menyambut Tahun Caka 1942. Semoga kita semua Rahayu (terslamatkan) dari pandemi virus corona,” ujarnya.
Sebagai wakil Rakyat Kota Denpasar Anak Agung Ngurah Gede Widiada berani bersaran agar bisa menghadapi situasi virus corona.
“Atas kepedulian saya kepada masyarakat yang lebih luas dan keluarga kecil saya berani bersaran kepada generasi muda dan masyarakat Denpasar terutama umat sedarma dalam melaksanakan Melasti dan Taur kesanga, mari membatasi warga yang terlibat dalam kegiatan tetapi ngiring nguleng kayun (konsetrasi) melakukan Pemuspan (persembahyangan) dari Merajan, Paibon, sanggah masing-masing memohon kerahayuan jagat dan keselamatan (kerahayuan ) kita masing bersama keluarga kecil kita,” ujar Anak Agung Ngurah Gede Widiada.