DENPASAR – Minuman keras (miras) lagi – lagi menjadi pemicu keributan dan aksi anarkis di tengah kehidupan masyarakat Bali. Seperti yang terjadi di Banjar Degelan, Pekan Delelan, Jalan Kertapura 3 Blok B, Denpasar, Senin (07/10/19).
Kali ini, Roland Mone Sau, pria berusia 26 tahun asal Kefamenanu Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini, tega menembak Hironimus O. Nesi Naiheli, pria 28 tahun yang juga sama – sama berasal dari Kefamenanu Tengah.
Akibatnya, korban mengalami luka tembakan di bagian paha kanan bagian dalam.
Menurut saudara korban, Fredirikus Painneon, kejadian tersebut berlangsung cepat sesaat setelah dirinya tiba di Bali.
“Saya baru sampai dari kampung. Tiba di Bali pagi tadi (kemarin), dan baru buka dus untuk mengambil oleh-oleh untuk dibagi-bagi kepada teman-teman (tetangga kos),” jelas Frederikus.
Saat kejadian, kata dia, ia berada dalam kamar kos nomor 12 B. Dari dalam kamar kos, ia mendengar bunyi mobil resing berhenti dan parkir di depan kos sekitar pukul 10.00.
Setelah dipastikan, ternyata Roland datang dengan mengendarai mobilnya yang bermerek Daihatsu Feroza berwarna biru abu-abu, bertuliskan Comando, dan bernomor polisi DK 816 JO.
“Dari dalam kamar, saya lihat Roland melangkah dari depan kos dan ke halaman kos. Ia lalu disambut adik aku, ternyata kresek yang ditenteng Roland berisi bir 6 botol. Ia dan adik (korban) melangsungkan pesta minum di halaman kos,” bebernya.
Tak berselang lama, Roland meminjam motor milik Valen yang merupakan tetangga kos di lokasi kejadian tersebut untuk menjemput istrinya yang ditinggal sendiri di kos yang terletak di kawasan Jalan Kertapura IV.
Roland lalu kembali ke TKP bersama istrinya sekitar pukul 13.30. Saat itu, ia kembali membawa bir sekitar 6 botol.
“Mereka langsung minum lagi. Saat itu saya berada di dalam kamar, tiba-tiba mendengar bunyi tembakan di gang depan kos sekitar pukul 14.00,” kata Fredirikus.
Mendengar bunyi tembakan itu, Fredirikus Painneon keluar dan mengecek, ternyata adiknya ditembak oleh temannya sendiri yang sama-sama berasal dari Kefamenanu, NTT ini.
“Kami sama-sama saling kenal karena kami sama-sama dari Kefamenanu. Melihat Ronald pegang senjata, saya lalu mengambil batu dan membuat gerakan layak melempar,” katanya.
“Dia pun terlihat ketakutan. Saya melemparkan batu itu ke arah tangan hingga pistolnya terlepas dari genggaman. Setelah itu saya memukulnya hingga dia terjatuh, tujuannya agar dia tidak melakukan perlawanan,” jelasnya.
Senjata milik Roland diambil lalu disembunyikan di dalam kamarnya kamar nomor 12. Itu dilakukan agar tidak terjadi aksi perampasan senjata.
Setelah itu, dia meminta warga setempat menghubungi kepolisian untuk mengamankan pelaku dan barang bukti.
Sebab sang adik harus dibawa ke rumah sakit untuk operasi mengeluarkan peluru yang masih tertancap di paha bagian dalam.
Untuk diketahui sejauh ini, Korban sementara sedang menjalani proses perawatan di RSUP Sanglah Denpasar, dan akan menjalani oprasi untuk mengeluarkan peluru yang tersarang di pahanya. Sementara pelaku sejauh ini masih ditangani Polsek Denpasar Barat. (rls/fk/wn)