BALI – Warga asal Kecamatan Kuwus Raya, Kabupaten Manggarai Barat, NTT yang berdomisili di Bali merayakan Penti Serani atau yang disebut dengan syukuran berupa acara Natal dan Tahun Baru (Nataru) bersama di gedung KNPI, Denpasar, pada Kamis (09/01/20) malam.
Perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Romo Flavianus Endi, Pr asal Manggarai Barat, Flores, NTT ini tampak dikemas dengan nuansa inkulturasi dalam tata cara perayaan ekaristi, dengan dipadukan tata cara adat (kultur) budaya Manggarai.
Adapun berbagai unsur budaya yang begitu jelas mewarnai acara yang diselenggarakan ini. Baik dalam unsur kostum, lagu perarakan berupa lagu adat, khotbah dalam dialeg Manggarai Barat yang disampaikan oleh Romo Flavianus, kata pengantar persembahan menggunakan bahasa adat Manggarai, serta lagu-lagu perayaan ekaristi pun tampak dinyanyian dengan bahasa daerah Manggarai.
Pentingnya nilai iman dan budaya
John Arif, selaku MC (Master of Ceremonies) pada acara yang digelar tersebut menuturkan, perayaan nataru yang digelar tersebut bukan hanya perayaan iman, melainkan perayaan budaya, untuk mengingatkan masyarakat Manggarai yang ada di diaspora Bali, akan pentingnya nilai-nilai iman kristiani dan nilai-nilai budaya Manggarai, khususnya Manggarai Barat.
“Jadi konsep pada acara ini lebih ke ritual adat, istilahnya inkulturasi, dengan makna edukasi. Artinya kita diajarkan agar selalu mengingat budaya dan istiadat kita sebagai orang Manggarai,” ujar John, yang juga merupakan MC (Master of Ceremonies) kepada wartawan di sela-sela acara tersebut.
Demikian kata Dia, budaya kebersamaan, persaudaraan dan kekeluargaan Manggarai, harus tetap dijaga dan dijunjungi tinggi kendati berada di tempat perantauan.
Ada 3 aspek penting yang harus ditanam dalam diri umat
Dalam khotbah perayaan ekaristi di acara tersebut, Romo Flavianus berpesan kepada seluruh Keluarga besar Kecamatan Kuwus Raya di Bali, agar selalu mengutamakan 3 aspek dalam kehidupan yang dinilainya sangat penting.
Ke-3 aspek tersebut kata Romo Flavianus, terdiri dari iman yang baik dengan tidak pernah lupa terhadap Sang Pencipta, hati yang mulia dalam menyatukan hubungan dengan orang lain, serta keharmonisan dalam hidup berkeluarga atau berumah tangga.
“Jika 3 aspek itu dapat kita wujudkan, maka kita layak dan dikatakan berhasil dalam memberikan persembahan kepada Tuhan yang Maha Kuasa,” ungkap Romo Flavianus.
Warga diharapkan agar memiliki kesan yang baik di tanah perantauan
Demikian Romo Flavianus, memiliki harapan yang besar terhadap warga diaspora yang ada di Bali, khususnya keluarga Kecamatan Kuwus Raya, untuk memiliki kesan yang baik di tanah perantauan, dengan tidak melakukan hal yang semena-mena ataupun yang dianggap negatif.
Selain itu, Ia pun menghimbau kepada seluruh warga Kecamatan Kuwus Raya di Bali, khususnya para pendatang baru, agar datang dengan mengutamakan identitas diri yang jelas.
“Kita perlu berhati-hati, apalagi kita tinggal di tanah perantauan ini dengan aturan yang begitu ketat. Jadi saya harapkan agar kita semua yang hadir pada malam hari ini betul-betul sudah melengkapi identitas diri dengan jelas,” imbuhnya.
Ucapan terimakasih Ketua Panitia acara
Ketua panitia acara, Hendrikus Gunawan dalam sambutannya menyampaikan terimakasih kepada setiap pihak yang telah mengambil bagian dalam menyukseskan acara Natalan dan Tahun baru bersama tersebut.
Menurutnya, tanpa ada peranan dan koordinasi yang baik dari setiap pihak, acara yang digelar tersebut tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
“Saya sampaikan terimakasih juga secara khusus kepada Romo Flavianus, yang telah hadir memimpin kita dalam perayaan ekaristi. Di tengah kesibukannya, Beliau masih sempat meluangkan waktu untuk hadir bersama kita malam ini,” ungkapnya.
Jawaban atas kerinduan lama Keluarga Besar Kecamatan Kuwus Raya Bali
Dikatakan Hendrikus, acara yang digelar tersebut merupakan jawaban atas kerinduan lama yang telah dinantikan oleh Keluarga Besar Kecamatan Kuwus Raya, untuk hadir dalam merajut kebersamaan pada acara yang diadakan tersebut
“Sehingga pada malam hari ini kita patut bersyukur, wan koe etan tu’a (dari yang kecil sampai orang tua), sudah dapat hadir dan berkumpul bersama di tempat ini,” tutup Hendrikus. (feb/wn/red)