AMBON – Kegiatan GMNI ke XXI yang diselenggarakan di Ambon, Propinsi Maluku, selama 4 hari yakni pada Jumaat (28/11/19) lalu hingga pada Senin (02/12/19) dihadiri kurang lebih sebanyak 200 DPC dan 34 DPD.
Kongres tersebut mengangkat tema besar Kemaritiman dengan sub tema, “Mempertegas Posisi Kedaulatan Indonesia Demi Kepentingan Nasional Berbasis Kepulauan Berdasarkan Pancasila“.
Tema tersebut yang akan menjadi pembahasan penting untuk mempertegas kembali Kemaritiman bangsa, khusususnya Maluku yang dinilai sebagai daerah Maritim yang diketahui terdiri dari berbagai pulau.
Pembukaan Kongres ini dihadiri oleh menteri Sosial, Juliari Batubara dan Wakil MPR RI Ahmad Basarah, serta beberapa tokoh nasional lainnya.
“Demi mendukung Kongres GMNI, pemerintah propinsi Maluku menyumbang 1,5 M dan pemerintah kota 1,5 M, juga sumbangan dari instasi-instansi lain. Dana tersebut di ambil dari APBD,” ujar Ketua pelaksana Nasional, Nus dalam penyampaian laporannya.
Dengan demikian, lanjut Dia, pemerintah propinsi Maluku mengharapkan agar dengan adanya kegiatan tersebut, dapat melahirkan sebuah kebijakan yang mampu memperkuat Maluku sebagai daerah Maritim.
Namun, hal tersebut tidaklah sesuai dengan apa yang diharapkan. Sebab, banyak yang menilai bahwa tema yang diangkat tersebut hanya menjadi jualan politik agar dapat merengut biaya Pemerintah Daerah, dengan tidak memberikan kontribusi bagi Maluku.
Sebab, subtansi Kongres yang seharusnya menetapkan perjuangan GMNI untuk memperhatikan kembali Kemaritiman justru tidak dibicarakan.
Bahkan yang menjadi tujuan utama hanyalah kepentingan politik praktis menuju kursi DPP. Perdebatan argumen yang tidak rasional tersebut saling mempertahankan dampak pada ceos yang berujung pada luka yang dialami korban.
Sesama kader maupun peserta Kongres digiring dengan berbagai kepentingan tanpa melihat asas organisasi dan AD/ART.
Kongres GMNI yang ke XXI ini dinilai gagal lantaran tidak berdampak positif bagi Daerah Maluku.
Sebab, hal tersebut sangat mengecewakan masyarakat Maluku serta memalukan GMNI sebagai penyelenggara Kongres.
“Percuma mengadakan Kongres apabila tidak ada hal yang baik yang bisa kita kontribusikan bagi Maluku. Padahal uang yang kita pakai untuk Kongres berasal dari APBD Maluku dan APBD, itu berasal dari rakyat Maluku. Saya sebagai putra daerah sangat kecewa dengan Kongres kali ini,” Tegas Yongki salah satu peserta Kongres delegasi GMNI cabang Malang yang juga sebagai putra Daerah Maluku mengatakan bahwa.
Kegagalan Kongres GMNI tersebut menurutnya sudah dipengaruhi oleh faktor kepentingan politik praktis dan individualistik yang kuat sehingga tidak lagi memperhatikan kepentingan bersama.
“Hal-hal penting yang seharusnya dibicaraka demi kepentingan bersama hanya menjadi poin yang tidak bermanfaat,” tambahnya.
Menurutnya, hal tersebut sangat berdampak pada kekacauan forum (perkelaian/kontak fisik) yang nantinya akan terjadi seperti para preman.
“Rakyat Maluku terlebih khususnya kota Ambon tentu tidak mendapatkan kontribusi yang baik dari hasil Kongres GMNI yang ke XXI ini,” pungkasnya. (wn/red)