MANGGARAI – JPIC SVD Ruteng, menggelar kegiatan Workshop sekaligus Lounching Konservasi Sumber Daya Alam (SDA) bertempat di aula SVD Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai NTT, pada Kamis, (05/12/19) pagi.
Kegiatan yang bertema “Selamatkan Bumi dan Generasi Masa Depan dengan Pupuk Organik Cair” ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat terhadap kegunaan pupuk organik.
Adapun 3 (tiga) narasumber dalam kegiatan ini diantaranya Pater Simon Suban Tukan, yang memberikan materi tentang “Kondisi Kecendrungan Manusia pada Zaman sekarang”, Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Kabupaten Manggarai, Yosep Mantara membawa materi tetang “Pembangunan Hortikultura Simantri”, dan Direktur CV Suluh Lingkungan Consultan, Adrianus Lagur memberikan materi tentang “Prinsip-prinsip sistem pertanian organik dan konservasi sumber daya alam”.
“Kegunaan pupuk organik sebenarnya banyak menguntungkan kita dan tentu menyelamatkan bumi dari krisis lingkungan atas zat-zat kimia,” ujar Direktur JPIC SVD Ruteng, Pater Simon Suban Tukan, dalam sambutan pembukannya dalam kegiatan tersebut.
Kini, lanjut Dia, JPIC SVD Ruteng telah menghadirkan produk lokal yang bernama Pupuk Mandiri Produksi Lokal Ramah (POC 3G).
“Prodak ini bahan dasarnya dari cairan ternak,” katanya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai, Yosep Mantara dalam materi yang dipaparnya, menyampaikan bahwa, potensi sumber daya petani yang aktif adalah dalam usaha pembangunan hortikultura.
“Harapan kita prodak ini bisa berkontribusi di seluruh wilayah nusantara, karena memang selama ini banyak pengusaha hotel besar di 3 (tiga) Kabupaten Manggarai ini sudah menjadi mitra untuk kebutuhan dari produk hortikultura,” kata Mantara.
Ia mengatakan, pihaknya akan lebih fokus di daerah pegunungan. Misalnya di Kecamatan Satar Mese, Langke Rembong, Wae Ri’i, Lelak, Ruteng, dan Kecamatan Cibal, hingga di kecamatan lain di Kabupaten Manggarai.
“Pola pikir masyarakat sekarang itu lebih cenderung pada menaman tanaman jangka panjang daripada menanam tanaman yang cepat diproduksi, misalnya seperti sayur-sayuran,” bebernya.
Menurut Mantara, kebanyakan masyarakat zaman sekarang lebih cenderung pergi merantau untuk menjadi buruh, tetapi ujungnya masih mengarah kepada hidup yang berkelanjutan.
Sebab, lanjut Dia, kebanyakan orang tidak betah tinggal di kampung lantaran tempat tinggal orang tua yang sunyi, dan juga akses tranportasinya yang buruk.
“Tapi kan biar bagimanapun hidup manusia tentu butuh makan nasi, jagung, umbi-umbian, dan sayur,” ungkap Dia.
Mantara mengatakan, alternatif dari inisiatif lokal oleh JPIC SVD Ruteng tersebut merupakan cara untuk mengubah desa yang terus berproduksi, berkelanjutan, cinta akan tanah, desa yang penuh makanan, desa yang mandiri, bersih, dan juga sehat.
“Penerjangan JPIC SVD Ruteng telah membuktikan pupuk cair dari kotoran ternak. Dengan ini kita dapat mendayagunakan kapasitas dan potensi lokal, wirausaha, tekhnologi ramah lingkungan, kemitraan, serta memproduksi bahan lokal. misalnya POC 3G, ini kotoran ternak yang dinyatakan sudah berhasil,” paparnya.
Sementara itu, Direktur CV Suluh Lingkungan Consultan, Adrianus Lagur pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa, lounching yang dipaparkan dalam kegiatan tersebut adalah mengenai prinsip-prinsip sistem pertanian organik dan konservasi sumber daya alam.
“Sasaran utama yang memadai yaitu manusia, lingkungan, dan Organik. JPIC SVD Ruteng bersama CV Suluh Lingkungan Consultan juga akan menghadirkan POC 3G, artinya Go Gren, Go Clean, Go Organic,” pungkas Lagur. (Bros Jatam)