Miris, Meski Dekat di Sumber Aliran Listrik, Desa-Desa Ini Malah Belum Nikmati Listrik

MANGGARAI – Realita pembangunan di Manggarai, NTT masih menyisahkan tanda tanya besar lebih khusus dalam memenuhi kebutuhan aliran listrik untuk rumah tangga.

Ironisnya, meski Pusat Pembangkit Listrik Negara Ulumbu dekat dengan desa-desa ini, namun sampai hari ini keadaan desa-desa tersebut masih gelap gulita.

Adalah Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai. Beberapa desa di wilayah ini di antaranya desa Koak, desa Tado, desa Gara, desa Langgo, desa Satarloung juga desa kantongan Mocok dan Lungar belum menikmati listrik seperti desa-desa lainnya di wilayah Manggarai.

Atas kondisi yang terus mililit beberapa desa ini, Tokoh muda dan juga peduli dengan masalah sosial, asal Satarmese, Rio Senta pun angkat bicara.

“Merasa aneh dan ironis sekali. Kecamatan Satarmese yang adalah induk atau pusatnya PLN untuk Manggrai Raya bahkan Flores, tetapi masih begitu banyak desa di kecamatan Satarmese yang belum dialiri listrik,” ungkapnya heran, kepada media-wartanusantara.id, Sabtu (21/12).

Kondisi ini kata Rio Senta, sama seperti ibarat masyarakat menderita kelaparan di daerah lumbung padi.

“Bukankah pihak PLN mengutamakan atau prioritaskan dulu desa-desa yang ada di Satarmese? Atau memang desa-desa itu bukan bagian dari wilayah kecamatan Satarmese? Adakah peran pemerintah daerah untuk mengatasi masalah ini?. Sungguh Aneh tapi nyata, dan tidak masuk diakal,” cetusnya.

Lebih lanjut pegiat sosial itu, mengatakan, sejak Ulumbu diresmikan oleh Menteri BUMN yang waktu itu diwakili oleh Direktur BUMN Dahlan Iskan sembilan tahun lalu, sampai dengan hari ini, desanya masih belum dialiri listrik.

“Saya adalah warga desa Langgo. Sejak Ulumbu diresmikan oleh Menteri BUMN, dalam hal ini diwakili oleh Direktur BUMN, Bapak Dahlan Iskan sembilan tahun lalu, sampai dengan hari ini, desa kami masih belum dialiri listrik,” ungkapnya.

“Memang sudah ada Pemasangan tiang dan kabel di desa kami, sudah satu tahun lebih. Sayangnya belum dilanjutkan. Hanya menjadi pajangan dan menghiasi jalan saja,” imbuhnya.

Makin ironis lagi, sambung Rio Senta, belum lagi ada desa lain yang diamati tidak ada tanda-tanda listrik masuk desa.

“Misalkan desa Gara, desa Tado dan desa Koak,” tandasnya.

Sementara di sisi lain, lanjut Rio Senta, merasa cemburu juga melihat desa-desa lain yang ada di kabupaten tetangga Manggrai Barat yang sudah dialiri listrik. Jauh dari pusat PLN, jauh dari pusat kota namun listrik masuk desa.

Ia pun berharap, agar pihak PLN segera tuntaskan pekerjaan listrik di desa Langgo dan desa Satarloung yang sudah dikerjakan 2018 lalu.

“Buka jaringan baru, khususnya bagi desa-desa yang belum dialiri listrik untuk wilayah kecamatan Satarmese. Tentu beralasan, Satarmese adalah empunya PLN untuk Kabupaten Manggrai Raya,” ujarnya.

Pemerintah Kabupaten Manggarai juga diharapkan agar jangan tidur saja.

“Seakan tidak tahu soal ini. Dan jangan kemudian kesempatan ini dijadikan senjata empuk untuk kepentingan politik pilkada 2020 mendatang. Maaf agak sedikit lantang. Karena kami masyarakat trauma dengan janji-janji menjelang tahun politik. Semuanya tipu muslihat,” tutur Rio Senta.

Sementara itu, warga lain asal Satarmesr Dedimus juga mengaku heran ata krisis listrik yang dialami beberap desa di Satarmese.

“PLN Manggrai kan punya Satarmese, kok masyarakat Satarmese sendiri yang tidak menikmati aliran listrik?,” ungkap Dedimus.

“Kalau saya tidak salah juga, pusat ulumbu itu kan masuk wilayah H mente Pocoleok, kok desa di H mente ini lagi yang malah dominan tidak menikmati listrik. Kami masyarakat biasa bingung, ini kelemahan atau salah siapa? PLN atau Pemerintah?,” imbuhnya.

Menurut Dedimus, jika yang terjadi adalah kelemahan atau Kesalahan Pihak PLN, kenapa Pemerintah tidak bersuara?

“Atau tidak mau tahu saja dengan keadaan kami. Satarmese susah kalau digini’in terus. Tidak akan maju-maju. Dan merasa tidak adil saja,” tegas Dedimus.

Dedimus juga mengajak segenap masyarakat di Satarmese untuk berjuang bersama-sama mengatasi masalah listrik ini.

“Ayo dong, untuk desa yang belum masuk listrik, dibantu oleh pemerintah desa, bersama-sama berjuaang keadaan kita. Kalau tunggu pemerintah daerah berhati baik pasti kelamaan” pungkasnya. (BROS JATAM)