Tantangan Baru Menjadi Mahasiswa Peternakan

Penulis: Damianus Babur Mahasiswa Peternakan Universitas Kanjuruhan Malang

Menjadi mahasiswa bukanlah suatu hal yang mudah meski selalu dengan situasi kehidupan yang bisa dikatakan santai karena banyak waktu yang tersisa dari sebagian waktu untuk berada dalam ruangan kelas seperti waktu mengenyam pendidikan di jenjanga sekolah menengah.

Menjadi mahasiswa adalah hal yang sangat berat bagi sebagian orang yang merasa dan sadar bahwa situasi ini sangat menantang dan butuh pola pikir yang dewasa serta komitmen terhadap pribadi untuk mengolah potensi yang ada dalam setiap pribadi.

Melihat perkembangan yang terus berubah dari waktu ke waktu. Ulasan singkat ini sengaja saya buatkan dalam betuk tulisan kecil karena saya cukup merasakan bahwa situasi sulit itu bukan karena kita kekurangan potensi, atau karena tidak memiliki waktu tetapi ternyata kesulitan itu justru ketika tidak ada konsep dalam diri untuk menghadapi berbagai perkembangan yang tengah terjadi.

Sebagai mahasiswa Peternakan jauh dalam pikiran saya untuk sekedar menjadi sorang yang hanya berhasil mendapatkan selembar ijazah dan gelar profesi sebagai sarjana Peternakan.Tetapi saya lebih melihat tantangan ke depan yang dibutuhkan dari seorang lulusan sarjana Peternakan.

Sebagai negara berkembang, Indonesia bukan tidak mampu untuk keluar dari keterpurukan khusunya di bidang peternakan yang kita ketahui bahwa negara ini belum mampu meminimalisir produk-produk impor seperti daging, susu dan sebagainya.

Kita belum mampu untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri apalagi kalau berbicara soal expor itu lebih pesimis lagi dan tidak akan terjadi jika kita melihat kondisi kualitas produk dan sikap diplomatik pemerintah dengan negara-negara tetangga yang sering dinilai gagal.

Saya melihat ini adalah hal yang cukup serius dan menjadi tantangan baru bagi seorang mahasiswa Peternakan.

Hari ini kita dihadapakan dengan situasi populasi ternak yang semakin berkurang. Kita juga tidak bisa mengevaluasi dan kegagalan kita juga tidak bisa bersaing di kancah internasional.

Sehingga beberapa poin penting yang menurut saya untuk kita tata dalam menghadapi persolan ini adalah bagamaina kita meningkatkan kualitas produk dan bisa berinovasi dalam pengolahan hasil ternak, sehingga kita bukan lagi menjual daging di pasaran dengan harga yang seperti biasanya tetapi kita coba untuk mengolah daging menjadi suatu produk yang baru yang bisa disimpan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama, daripada sekedar menjual daging yang hanya membutuhkan waktu lebih singkat.

Mungkin nanti akan menimbukan kritikan terkait ulasan ini karena banyak pembaharuan yang terjadi terkait pengolahan hasil ternak ini tetapi saya hanya ingin menjadi mahasiswa Peternakan yang tidak hanya memikirkan ijasah tetapi perlu ada konsep inovatif agar kita tidak terkesan statnan dan tidak menciptakan suatu yang baru.

Tanggung jawab mahasiswa Peternakan saat ini sangat luar biasa sulitnya karena harus hidup sesuai dengan kondisi lingkungan yang berbeda-beda, misalkan di daerah Jawa Timur yang lekat dengan budaya beternak yang luar biasa sedangkan kita melihat di wilayah Indonesia Timur juga sangat lekat dengan budaya bercocok tanam meski separuh waktu juga diisi dengan peliharaan hewan ternak walaupun itu bukan suatu pekerjaan pokok. Situasi semacam ini menjadi konsep besar bagi seorang mahasiswa peternakan untuk bisa membangun budaya beternak pada suatu daerah yang sebenarnya itu bukan pekerjaan pokok masyarakat.

Dari kedua poin inilah yang saya katakan menjadi mahasiswa Peternakan bukan suatu hal yang mudah.

Saya sedikit berimajinasi bagaiman kebutuhan akan daging bisa terpenuhi jika ketika menjadi mahasiswa peternakan tidak memiliki konsep besar itu dan bagaiman mungkin bisa kita menekan angka kerugian yang akan dialami jika menjadi seorang peternak tetapi tidak bisa berinovasi untuk membuat suatu produk baru yang di olah dari hasil ternak.

Kita kelimpahan teori tetapi sangat minim untuk kita terapkan. bebrapa event expo produk hasil ternak yang sempat saya ikuti di jawa timur adalah suatu yang luar biasa selain daging, susu dan sebagainya juga ada produk hasil olahan dari daging dan susu misalkan abon sapi, susu patroisasi, cemilan dan berbagai permen yang diolah sedemikian rupa dengan jaminan kualitanya bagus serta dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama.

Ini adalah suatu bentuk kompetisi pasar di mana sebagian peternak menjual produknya berupa daging atau susu namun sebagian pula menjual hasil produknya dalam bentuk makanan atau minuman yang sudah dikemas dengan baik.

Dengan demikian banyaknya hal yang saya ulaskan tadi memang tidak mudah jika tanpa ada dukungan penuh baik dari komitmen pribadi sebagai masa depan bangsa ini juga dukungan dari instansi peternakan.

Supaya tidak psimis dengan semua itu maka perlu membangun relasi antar sesama mahasiswa Peternakan bukan hanya untuk soal guyonan tetapi sisipkan juga untuk membicarakan konsep-konsep serupa untuk bisa menciptakan suatu lapangan kerja yang baru dalam daerah yang sebenarnya bukan itu budayanya. Sehingga kita tidak dinilai bahwa mahasiswa peternakan adalah suatu profesi yang tidak menjanjikan dimasa yang akan datang.

Menjawab persoalan di tengah goncangan perkembangan teknologi sebenarnya terlalu alay untuk dibicarakan karena teknologi sering menyeretkan kita dengan hal-hal yang negatif tetapi memanfaatkan teknologi untuk suatu yang baru dan bermanfaat bagi siapapun adalah suatu kebanggan.

Menjadi motivator tanpa beraksi nyata tidaklah bergunana namun hanya memperlihatkan ketidakmampuan kita sebagai mahasiswa peternakan yang nanti akan menjadi seorang sarjana Peternakan.

Ketika kita mampu meningkatkan kualitas produk kita dan mampu meningkatkan populasi ternak kita dan serta mampu berinovasi dalam mengolah hasil ternak kita maka kebutuhan akan daging dan sebagainya akan mampu kita penuhi, jika di dalam negeri kita bisa penuhi.

Yakin bahwa kita akan mampu bersaing di kanca internasional serta bisa kita atasi pula soal produk impor dari negara tetangga denga didukung oleh proses diplomatik pemerintah Indonesia. Salam Peternakan !!!! ***