Penulis : Fransiskus Adryanto Pratama
Gadis Bermata Biru
Gadis itu mengenakan hijab biru
Membalut kepalanya religius pikirku
Bola matanya nampak sayup-sayup manja saat kutatap
Senyum yang dia sunggingkan pada lekungan bibirnya
Mampu menghipnotisku sehingga membuatku salah tingkah di depannya
Dia bernama Putri
Teman sekelasku dari masuk kuliah hingga semester yang paling angker
Yaitu semester yang bergulat dengan skripsi
Warna matanya yang unik itu memberi penilaian tersendiri bagiku
Aku tak mampu menatapnya lama saat dirinya memandangku
Dia pandai melamunkan aku kedalam mimpiku untuk bercumbu denganya
Meski hanya sebatas khayalan
Aku selalu senyum sendiri usaiku berjumpa dengannya
Aku suka dengan bola matanya yang biru itu
Kopi hitam yang kuseduh saja
Aku dapat melihat bayanganny…
PULANG
Sore itu senja dengan gagah kembali bergantung di langit jingga
Semburat cahayanya menyelinap masuk di gedung bertingkat
Daun-daun pada ranting pohon pun turut menguning karena ditempanya
Aku yang mengaguminya lantas dengan bangga mengabadikan keberadaanya
Sembari memantik batang rokok
Aku tumpahkan rinduku pada secarik kertas putih
Lalu, aku nodai dengan tinta hitam
Tentang rindu tulisku
Setelah engkau pergi tanpa pamit waktu itu
Aku selalu menyelipkan namamu dalam setiap sujud
Berharap pencipta memberiku jawab kalau engkau akan segera pulang
Kini, rinduku yang menggunung Tuhan jawab dengan kepulanganmu
Kau pukul pundakku
Aku sontak kaget melihat rupamu yang sudah bermertamorfisis menjadi gadis dewasa
Kamu kelihatan berbeda dengan gadis imut sepuluh tahun lalu
Dibawa cahaya yang menguning itu
Meski aku sedikit gamang
Kita berpeluk mesra melampiaskan segala rindu
Tapi senyum yang kau sunggingkan pada lekungan bibirmu
Sama seperti gadis imut yang kukenal dulu
Tangisan bahagiaku dan bahagiamu bercampur haru
Kamu pulang kembali padaku
Serupa dengan cahaya senja yang beranjak pergi
Ditelan bumi hingga menjemput temaram malam
Penulis adalah Mahasiswa Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta