4 Objek Wisata di Manggarai Timur yang Wajib Anda Kunjungi

MANGGARAI TIMUR – Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki banyak tempat wisata menarik yang tidak boleh terlewati jika hendak berwisata ke wilayah ini

Setidaknya ada empat tempat wisata tersebut yang wajib dikunjungi sebab eksotis alamnya yang tiada tara akan membius anda.

Empat objek wisata ini tersebar di beberapa desa di Kabupaten Manggarai Timur. Masing-masing objek wisata itu memiliki keunikannya tersendiri dan alamnya yang dapat menawarkan suasana kesegaran yang berbeda.

Seperti di Desa Benteng Raja, Kecamatan Borong, Desa Mokel, Kecamatan Kota Komba, dan Desa Golo Meni, Kecamatan Kota Komba.

Disarankan sebelum anda berkunjung ke tempat-tempat ini anda diharapkan mempersiapkan kondisi fisik dengan baik karna jalur transportasi menuju ke lokasi ini masih terbilang cukup parah. Bahkan, kondisi alam yang ada di tempat ini juga hawanya agak sedikit dingin karna lokasinya berada diatas ketinggian yaitu 70 KM di atas permukaan laut.

Jika anda berkunjung ke tempat-tempat ini ada baiknya menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Jarak tempuh dari kota Borong ibu kota Kabupaten Manggarai Timur ke sini kurang lebih satu jam tiga puluh menit.

Apa saja nama objek wisatanya? Berikut kami ulas satu persatu.

1. Watu Waru (Batu Unik Suku Melong)

Objek wisata ini terletak di Desa Mokel, Kecamatan Kota Komba.
Watu Waru ini terlihat unik. Konon, Watu Waru adalah batu yang memiliki nilai sakral tersendiri bagi Suku Melong di desa Mokel, Manggarai Timur.

Watu Waru, sendiri terletak di atas puncak bukit Golo Melong, Desa Mokel. Di mana di bawah kaki bukit itu terdapat dua kampung besar yakni Kampung Pedak dan Kampung Deru.

Batu unik ini memang belum banyak diketahui oleh masyarakat luas karena jalur transportasi menuju lokasi ini belum ada. Apalagi pemerintah desa belum sama sekali melirik pesona Watu Waru sebagai salah satu potensi wisata desa.

Watu Waru diwariskan turun temurun oleh seorang Embo (nenek moyang) Suku Melong yang datang dari Golo Meleng (Gunung Meleng) yang terletak di kampung Sita, Kecamatan Borong.
Zakarias Riba (76) yang merupakan Tua Teno (Tuan Tanah) Suku Melong, saat ditemui di kediamannya ia mengisahkan, nenek moyang yang tinggal pertama kali di puncak bukit Melong (Golo Melong) adalah Meka Matu.

Menurutnya, batu-batu unik tersebut muncul secara misterius dengan sendirinya di hadapan Meka Matu. Batu-batu tersebut terdiri dari berbagai macam ukuran, ada yang ukuran besar dan ada juga yang berukuran kecil. “Satu persatu batu itu datang berkumpul mengikuti jumlah keturunan yang ada di dalam suku melong hingga sampai sekarang,” ungkapnya.

Selang beberapa tahun kemudian, Meka Matu dipanggil oleh tua adat Suku Mokel untuk tinggal bersama Suku Mokel di sebuah kampung yang diketahui bernama kampung Deru. WalaupunMeka Matu tinggal bersama suku mokel di kampung Deru namun tanah yang Meka Matu tinggal sebelumnya masih menjadi hak penuhnya Meka Matu.

Zakarias menjelaskan, batu unik yang berbentuk bulat tersebut sampai saat ini masih terkumpul rapi di atas bukit Golo Melong.

Batu-batu tersebut memiliki daya magisnya tersendiri. Pasalnya, kalau ada anggota keluarga dalam Suku Melong meninggal dunia, batu unik yang ada di atas bukit Golo Melong itu tiba-tiba hilang dengan sendirinya. Sebaliknya jika ada anggota keluarga dari Suku Melong yang hendak mengambil istri maka batu itu bertambah dengan sendirinya.

Begitupun kalau dalam Suku Melong yang melahirkan keturunan baru, maka batu tersebut muncul dengan sendirinya bergabung dengan batu-batu lainnya.“Watu Waru akan mengikuti umur anggota keluarga yang berada dalam suku tersebut,” tuturnya.

Anehnya, jika suku lain datang mengambil batu ini dan bawa ke tempat lain, batu ini akan kembali dengan sendirinya dan berkumpul lagi dengan batu-batu yang lain. Zakarias menjelaskan, hingga saat ini di dalam Suku Melong terdapat lima keturunan yakni, keturunan Meka Matu, keturunan Meka Rasi, keturunan Meka Langging, keturunan Meka Rambang, dan keturunan Meka Zakarias Riba.Saat ini, Zakarias sendirilah yang kini melanjutkan kedudukan sebagai Tua Teno.

2. Loka (Kolam Ajaib)

Kolam ‘ajaib’ ini berada di Kampung Lebo, Desa Golo Meni, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur. Jarak dari Kota Borong, ibukota Kabupaten Manggarai Timur, ke Kampung Lebo sekitar 100 kilometer.

Dari Kota Borong anda akan melintasi akses jalan provinsi menuju Kampung Pedak, Desa Mokel. Terdapat cabang perempatan sebelum Kampung Deru, lalu anda belok kanan menuju Kampung Lebo.

Kolam ini memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda. Ada yang berbentuk bulat dan ada pula yang berbentuk lengkung menyerupai sabit. Masyarakat setempat memberi nama ‘Loka’.

Penyebutan ‘Loka’ oleh masyarakat setempat karena hampir setiap saat airnya selalu mendidih dan terasa asin.

Kolam “ajaib” ini memiliki diameter berbeda. Ada yang berukuran 6 meter dan ada juga yang berukuran setengah meter dengan kedalaman kurang lebih ribuan kilometer.

Sayangnya, lokasi obyek wisata ini belum mendapatkan sentuhan penataan dari pemerintah setempat.

Hal inilah yang membuat obyek ini masih sangat sepi untuk dikunjungi dan dinikmati oleh para wisatawan.

Padahal, kolam ini memiliki keunikan tersendiri untuk dinikmati. Sekadar informasi, para pengunjung yang menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat tak perlu risau karena akses transportasi menuju lokasi ini sudah sangat bagus.

Memang sepanjang perjalanan menuju tempat ini, anda bakal disuguhi pemandangan persawahan dan tanaman kakao milik petani.

Foris Bersin, salah seorang warga, menjelaskan, tempat ini memang belum banyak diketahui oleh masyarakat luas apalagi masyarakat yang berada di luar Kampung Lebo.

Hal itu, kata dia, kata dia, lantaran tempat ini berada di tengah hutan ditambah jalur transpotasi yang belum diperhatikan.

Dijelaskannya, tempat ini sebenarnya menjadi obyek wisata yang luar biasa bagi pemerintah desa karena tempat ini cukup unik.

“Kalau tempat ini ditata atau dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin tempat ini akan membawakan hasil yang positif bagi pemerintah setempat. Selama ini saya tidak pernah lihat pemerintah desa memerhatikan tempat ini. Padahal tempat ini memiliki keunikan tersendiri,” ungkapnya

Sebagaimana dikatakan di atas, air kolam tersebut bisa menyembuhkan orang yang menderita penyakit, di antaranya penyakit kudis.

“Dulu ada orang kampung yang berasal dari kampung ini menderita penyakit kudis. Setelah dia mandi air dari kolam ajaib ini tiba-tiba penyakit kudisnya sembuh,” katanya.

Namun, kalau ada orang baru yang datang berkunjung ke kolam ini, tidak boleh melakukan tindakan sembarangan.

Uniknya, lanjut Foris, walaupun air yang terdapat di kolam ini selalu mendidih juga terasa asin, pada waktu pagi dan malam hari kondisi atau rasanya bisa berubah-ubah.

“Kami meyakini bahwa tempat ini dibuat oleh darat (bidadari),” beber dia.

3. Matahari Terbit (Sunrise) di Bukit Golo Ndalo

Bukit Golo Ndalo nama yang dialamatkan kepada bukit yang terletak dibagian Timur desa Mokel, Kecamatan Kota Komba. Akan tetapi nama bukit ‘Golo Ndalo’ tidak sepopuler destinasi wisata lainnya yang ada di Kabupaten Manggarai Timur.

Walaupun, tak sepopuler dengan tempat wisata lainnya di Matim bukit Golo Ndalo punya cerita mistis tersendiri yang perlu anda ketahui.

Di bukit ‘Golo Ndalo’ waktu pagi hari adalah waktu terbaik yang direkomendasikan kepada anda ketika anda menikmati keindahan matahari terbit (sunrise). Pesona Sunrise di bukit Golo Ndalo akan memberikan kenangan tersendiri ketika anda menyempatkan diri ketika berkunjung ke tempat ini.

Para pengunjung dapat berpose bersama indahnya sinar sunset yang muncul di atas bukit Golo Ndalo. Dari atas ketinggian bukit golo ndalo pengunjung akan disuguhi panorama alam yang begitu indah dengan bentangan panorama bukit yang dapat memberikan suasana kenyamanan bagi anda yang berkunjung ke tempat ini.

Bagi para pemburu sunrise bukit Golo Ndalo menjadi pilihan terbaik bagi anda. Angin bukit Golo Ndalo yang berbisik halus akan menemani keheningan anda.

4. Air Terjun Wae Lekot

Air terjun ‘Wae Lekot, yang berada di Desa Benteng Raja, Kecamatan Borong ini memiliki ketinggian kurang lebih 50 meter. Lokasi Air Terjun Wae Lekot tidak jauh dari badan jalan jalur Borong- Mukun.

Keindahan Air Terjun wae lekot akan memberikan kesegaran tersendiri bagi anda. Di bagian bawah Air Terjun banyak terdapat batu-batuan yang berukuran besar. Di Air Terjun Wae lekot bisa menjadi salah satu alternatif anda untuk mengisi akhir pekan.

Objek wisata ini masih sangat asri. Obyek wisata Air Terjun Wae Lekot sama sekali belum mendapat sentuhan baik dari pemerintah desa maupun pemerintah daerah.

Padahal di Air Terjun Wae Lekot sangat memberikan sejuta keindahan yang sangat luar biasa.

Untuk mencapai jatuhnya air terjun, pengunjung harus berjalan kaki melewati semak dan bebatuan alam yang kasar dan terjal.

Perlu kehati-hatian karena ruas jalan yang tidak begitu lebar dapat membuat pengunjung tergelincir. (RED)