JAKARTA – Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Partai Demokrat Benny K Harman mempertanyakan soal kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan yang sudah dua tahun tak juga terungkap.
Sementara menurut Benny, banyak kasus lain dengan mudahnya dapat dipecahkan, di antaranya kasus bom bunuh diri di Medan.
“Mengapa kasus Novel Baswedan belum? Mengapa lama sekali? Bahkan lebih dari dua tahun,” tanya Benny pada rapat kerja perdana dengan Kapolri Idham Azis di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, seperti yang dilansir Republika.co.id Rabu (20/11).
Benny pun meyakini bahwa, Kapolri Jenderal Idham Azis sudah mengetahui siapa pelaku penyerangan Novel.
“Saya tahu pasti Pak Kapolri tahu lah siapa pelakunya, tinggal ada kemauan tidak untuk menangkapnya,” ucap politisi partai Demokrat dapil NTT 1 asal Manggarai itu.
Lebih lanjut, Benny menyebut, apabila kasus tersebut tak kunjung diselesaikan, maka akan menjadi utang politik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Takutnya ini menjadi hutang politik, hutang hukum Bapak Presiden Joko Widodo nantinya. Oeh sebab itu mohon sungguh-sungguh Pak Kapolri ungkapkan siapa pelakunya,” tandas Benny.
Ia mengingatkan kasus ini berlangsung pada medio 2017 silam, saat Jokowi menjabat pada periode pertamanya.
Senada dengan Benny, Anggota Komisi III DPR RI, Arsul Sani pun berharap Kapolri dapat memberikan perhatian lebih terhadap kelanjutan kasus Novel.
“Kalau tidak diselesaikan ini akan jadi beban. Jadi, kami berharap ada progres yang bisa di-update ke Komisi III secara terus-menerus. Kemudian kalau belum ada progresnya ini jadi atensi khusus untuk Kapolri,” kata Arsul Sani. (rp/wn/red)