media-wartanusantara.id — Yusta Suryono Mahasiswa Magister Jurusan Administrasi Publik di kampus Undiknas University Denpasar melakukan penelitian berjudul Inovasi Digital Pengembangan Desa Wisata Wae Rebo.
Putra kelahiran Kecamatan Satar Mese, Manggarai, NTT ini mengaku, latar belakang melakukan penelitian di kawasan wisata andalan Manggarai itu karena ingin memajukan tanah kelahirannya di bidang pariwisata.
Kepada media ini, Yusta Suryono menjelaskan, penelitian yang dilakukannya itu fokus pengembangan di bidang digitalisasi dan mengidentifikasi strategi pengembangan objek wisata untuk meningkatkan daya kunjung wisatawan di desa adat Wae Rebo.
“Di mana sekarang kita berada pada revolusi Industry 4.0, Revolusi serba digital, maka saya ingin berinovasi ikut berkontribusi membangun daerah kita terutama di dunia digital saat ini,” ungkapnya.
Yusta Suryono menjelaskan, menerapkan inovasi digital pengembangan desa wisata Wae Rebo itu terutama dalam hal pemasaran digital, website dan media sosial.
“Nantinya dapat meningkatkan dan memudahkan wisatawan untuk mencari informasi mengenai destinasi wisata kita, dampak positifnya adalah menggugah hati wisatawan untuk berkunjung ke destinasi wisata kita, meningkatkan pendapatan asli daerah dan meningkatkan pendapatan masyarakat daerah Manggarai, NTT kita,” tandas alumni STKI Indonesia itu.
Manggarai, kata Yusta harus mampu bersaing di dunia yang serba digital seperti saat ini.
Dirinya pun sudah bertemu dengan Plt. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Manggarai Siprianus Jamun. Begitu juga dengan Ketua lembaga Pariwisata Wae Rebo, Frans Mudir serta Tetua Adat Wae Rebo, Benyamin.
“Semua yang menerima saya sangat baik dan mendukung penelitian saya. Mereka menerima saya dengan sangat baik,” ungkapnya.
Pada era digital seperti sekarang ini, kata Yusta bahwa yang mendapatkan banyak keuntungan itu hannyalah konsumen yang mampu mengakses dunia digital.
“Maka pariwisata Manggarai juga harus tetap selalu berinovasi terutama dalam pemasaran atau promosi melalui platform digital agar lebih dikenal oleh banyak orang,” ungkapnya.
Yusta Suryono mengisahkan, para dosen yang mengajarnya sekarang sering memuji pariwisata NTT.
“Mereka sangat Cinta dan sangat suka dengan NTT, baik orangnya maupun alamnya luar biasa. Hanya mereka banyak menyarankan agar Sumber Daya Alam (SDA) dapat dimanfaatkan dengan baik agar menjadi sumber pendapatan lain untuk menunjang pariwisata,” tandasnya.
Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur, harap Yusta harus bisa berkembang seperti pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat.
Predikat wisata super premium yang disandang Manggarai Barat, kata Yusta, menjadi kesempatan emas yang bisa dimanfaatkan oleh Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur, sebab dua daerah itu berada sangat berdekatan dengan Labuan Bajo.
“Kalau bisa mendorong SDA dan SDM untuk terus maju meningkatkan dan mengembangkan potensi alam yang kita miliki agar bersaing dalam destinasi pariwisata, sangat disayangkan kalau wisatawan ke Labuan Bajo saja terus tidak lihat pariwisata di Manggarai Tengah dan Timur, padahal kan kita punya potensi alam yang sangat bagus, budaya yang sangat baik, jadi manfaatkan ini dengan baik, pengembangan pariwisata tetap harus dilakukan oleh pemerintah tetapi tidak menghilangkan budaya dan kelestarian yang ada,” cetusnya.
Dalam memajukan pariwisata, lanjut Yusta butuh kerja sama berbagai pihak.
“Paling penting dari segi promosi, percuma sudah buat banyak tetapi tidak dipromosi, tidak ada yang datang, maka saya mengajak kaum muda Manggarai dan NTT untuk cinta tanah air, kembangkan daerah dengan kreativitas dan inovasi kita masing-masing, saya yakin anak muda Manggarai punya ide cemerlang dan brilian. Peran pemerintah, masyarakat, kaum muda yang aktif bermedia sosial sangat dibutuhkan untuk memasarkan destinasi wisata kita yang sangat bagus,” tandasnya.
Yusta Suryono juga menekankan soal kebersihan untuk tetap dijaga lebih khusus di daerah destinasi wisata.
“Percuma kalau pemerintah pusat turun tangan melakukan perubahan kalau SDM-nya bermasalah to? buang sampah dimana-mana, perusakan fasilitas umum dan lain-lain. Mohon dijaga,” pintanya.
Yusta Suryono mengusulkan agar di jalan akses menuju destinasi pariwisata di Manggarai dipasang papan stori telling agar wisatawan yang berkunjung mengalami pengalaman yang lebih seru.
“Papan storry telling maksud saya contoh kaya di Wae Rebo, di setiap belokkan ada tulisan atau cerita apa begitu, biar pas orang cape mendaki atau istirahat sambil baca cerita itu di jalan, kan seru,” cetusnya.
Kuliah Magister Satu Setengah Tahun
Yusta Suryono mengaku ingin menjalani perkuliahan satu tengah tahun saja untuk meraih gelar Magister. Bukan tanpa alasan, sebab sekarang ia hanya memiliki sedikit SKS.
Hal itu merupakan berkat dari prestasi yang dicapainya. Ia sudah banyak mendapat penghargaan sejak semester 1 hingga semester 2 sebagai mahasiswa berprestasi peringkat ke-2 Indeks Prestasi Semester(IPS) dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK 4.00).
“Di kelas saya didominasi oleh hampir 80% PNS tamatan IPDN jadi sya sangat bahagia mereka sering berbagi pengalaman tentang Ilmu Pemerintahan berdasarkan pengalaman mereka,” ungkapnya.
Berikut ini adalah perjalanan Yusta Suryono melakukan penelitian di Desa Adat Wae Rebo.