media-wartanusantara.id – Salah satu ter terduga pelaku pembunuhan ibu dan anak di Penkase Oeleta Kota Kupang beberapa waktu lalu telah menyerahkan diri ke Polda NTT, Kamis (2/12) pukul 12.00 Wita.
Kabid Humas Polda NTT Kombes Rishian Krisna mengatakan yang menyerahkan diri seorang pria berinisial RB.
“Telah menyerahkan diri seseorang berinisial RB yang didampingi keluarganya ke Direskrimsus Polda NTT,” katanya kepada wartawan, seperti dilansir lintasntt.com.
Sebelumnya dikabarkan jika Tim Pencari Fakta Independen (TPFI) yang diketuai Samuel Haning telah mengantongi sejumlah petunjuk termasuk identitas terduga pelaku.
“TPFI telah mengantongi Identitas calon tersangka pembunuhan terhadap ibu dan bayinya yang ditemukan di Alak. Calon Tersangka berinisial AB. TPFI punya saksi-saksi dan bukti yang kuat. Karena itu kami minta Kapolri melalui Kapolda NTT untuk segera melakukan penangkapan terhadap calon tersangka,” kata Ketua TPFI Samuel Haning kepada wartawan, Minggu (07/11/2021), seperti dilansir Voxntt.com.
Berdasarkan hasil investigasi TPFI ini diketahui bahwa mayat wanita yang ditemukan itu berinisial AM (30). Sedangkan mayat bayinya berinisial L yang berumur sekitar 1 tahun.
Sementara itu lanjut Sam, berdasarkan hasil investigasi TPFI, korban AM dan L diduga dibunuh oleh pelaku yang berinisial AB dan mencoba menghilangkan jejak dengan menguburkan kedua korban di sekitar lokasi kejadian.
Oleh karena itu, dirinya mewakili TPFI meminta agar aparat kepolisian yang menangani kasus ini untuk bergerak cepat dalam mengungkap dan menangkap pelaku.
Selanjutnya, ia menyampaikan bahwa TPFI menyarankan Kapolda NTT selaku pejabat tertinggi Kepolisian di daerah tersebut agar segera mengambil alih penanganan kasus ini. Sehingga kasus ini cepat diselesaikan dan tidak berlarut-larut.
Ia juga menyampaikan bahwa semua data hasil investigasi TPFI ini akan disampaikan ke Kapolri. Hal tersebut agar kasus ini ditangani oleh Mabes Polri dengan kolaborasi dengan TPFI.
“Kami berharap Kapolda segera menangani kasus ini dan kita akan kirim data ke Kapolri dan meminta agar kasus ini bisa dituntaskan secepatnya,” tegas Sam Haning.
Menurutnya, kasus ini tidak boleh berlarut-larut. Sebab, timnya telah memiliki alas bukti terkait pelaku.
“Ada usaha dari pelaku untuk menghilangkan jejak dan alat bukti,” imbuhnya.
Sementara itu, terkait motif pembunuhan, Sam Haning menyatakan bahwa sejauh ini TPFI sudah melakukan hal yang sudah cukup maksimal dengan mengetahui identitas pelaku pembunuhan tersebut.
Ia juga menyarankan agar pelaku segera menyerahkan diri kepada pihak yang berwajib, agar masalah ini dapat diselesaikan secara baik sesuai dengan aturan hukum.
“Kita minta agar pelaku segera menyerahkan diri kepada institusi kepolisian agar masalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku,” ujarnya.
Polda NTT Aangkat Bicara Soal BeritaPenangkapan Terduga Pelaku
Berita penangkapan terduga pelaku pembunuhan Astri Evita Seprini Manafe yang berusia sekitar 30 tahun dan Lael Maccabe (LM) bayi berusia 1 tahun kini terus bergulir.
Kepolisian Daerah (Polda) NTT akhirnya angkat bicara soal berita penangkapan terduga pelaku pembunuhan terhadap ibu dan anak di Kupang.
Sebab, diketahui beberapa hari terakhir ramai kabar penangkapan terduga pelaku pembunuhan ibu dan anak di Kupang oleh Polda NTT di Kabupaten Ende.
Dilansir Enbe Indonesia, Kepala Bidang Humas Polda NTT Kombes Pol Rishian Krisna B. mengatakan bahwa sampai dengan saat ini pihak Polda NTT masih melakukan penyelidikan dengan salah satunya memeriksa saksi-saksi dan belum ada bukti-bukti yang merujuk kepada pelaku tertentu.
“Belum ada penangkapan (di Ende),” ujarnya kepada Enbe Indonesia, Sabtu (27/11).
Sebelumnya, Krisna mengatakan bahwa ada 24 saksi yang sedang diperiksa Polda NTT.
“Hingga saat ini sudah ada 24 saksi yang sudah kita periksa untuk mengungkap siapa pelaku di balik meninggalnya AESN dan anaknya,” katanya, Jumat (26/11).
Dia mengatakan, para saksi berasal dari berbagai pihak yang, berdasarkan hasil penyelidikan dan penyidikan, dinilai dapat memberikan keterangan untuk bisa mengungkap kasus itu.
“Saksi-saksi itu adalah mereka yang diduga keras oleh penyidik dapat memberikan keterangan terkait pengungkapan dari kasus ini nantinya,” tambahnya.
Polisi, kata dia, tidak ingin mengambil langkah-langkah secara gegabah dalam mengungkap kasus itu karena kasus ini juga menyedot perhatian khalayak.
Sementara itu, Kapolda NTT Irjen Lotharia Latif membentuk tim terpadu untuk mengungkap misteri mayat wanita muda dan bayi yang ditemukan terbungkus plastik di lokasi proyek galian pipa sistem penyediaan air minum (SPAM) di Kota Kupang.
“Kasus ini juga menjadi atensi saya, dan saya sudah bentuk tim terpadu untuk mengungkap kasus ini,” katanya, seperti dilansir Antara, Jumat (12/11) lalu.
Tim khusus ini melibatkan Polda NTT dengan polres terkait. Latif meminta jajaran mengungkap pelaku pembunuhan.
Hingga kini tim terpadu tersebut sudah mengumpulkan berbagai bukti tambahan, sehingga pelaku bisa segera ditangkap.
“Pasti akan terungkap, yang penting kita bisa menyelidikinya dengan sungguh-sungguh dan dengan metode scientific investigation (investigasi dengan menggunakan ilmu pengetahuan),” ungkap Lotharia.
Sementara itu, pasca terungkapnya identitas jenazah ibu dan bayi di Kupang sebagai korban pembunuhan bulan Oktober lalu, warga kini telah mengantongi inisial pria yang diduga menjadi dalang pembunuhan.
Adapun, hasil tes DNA terhadap kedua jenazah sudah terungkap tersebut sudah diserahkan kepada pihak keluarga di RS Bhayangkara Titus Ully di Kupang dan 2 hari lalu, jenazah kedua korban telah diserahkan kepada keluarga.
Menurut laporan polisi, korban perempuan bernama Astri Evita Seprini Manafe berusia sekitar 30 tahun dan Lael Maccabe (LM) bayi berusia 1 tahun. Korban, yang merupakan ibu dan anak ini merupakan warga Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa Lima, Kupang.
Dalam dua hari terakhir, ramai beredar informasi yang merujuk pada identitas sosok pria di balik insiden paling mengenaskan tersebut. Sosok pria tersebut pun secara terbuka diunggah oleh warga ke media sosial. Namun demikian, warga masih menunggu penyidikan oleh Polisi.
Inisial pria tersebut ada R. Pria ini disebut-sebut merupakan mantan pacar dari Astri, korban meninggal di Kupang.
Astri adalah sarjana teknik jebolan Politeknik Negeri Kupang yang pacaran dengan R sejak SMA. Semula Astri bekerja pada sebuah perusahan konsultan tetapi kemudian berjualan makanan secara online.
Saat hamil, Astri masih memilih jualan makanan hingga melahirkan Lael pada 21 Oktober 2020. Ketika meninggal, Lael, bayi mungil yang ganteng dan mulia persis berusia setahun. Karena dari laporan polisi, kedua korban diduga dibunuh pada Oktober lalu yang kemudian dibuang di lokasi penggalian pipa air di sekitar proyek SPAM Kali Dendeng Kota Kupang.
“Nama seorang pria berinisial R sebagaimana yang diumbar oleh netizen kini terkuak bahwa R ada di balik pembunuhan ini. Astri (korban) dan bayinya Lael (korban) menjadi korban dari R,” tulis seorang warga net.
(Sumber: Linstas NTT, Vox NTT dan Enbeindonesia.com)