Tawuran Pelajar di Ruteng, Psikolog: Pemkab Sedang Diberitahu Soal Psikologi Remaja

media-wartanusantara.id – Konsultan dan Praktisi Psikologi Yayasan Mariamoe Peduli, Jefrin Haryanto menanggapi terkait tawuran antara Siswa SMK Sadar Wisata Ruteng dan SMA Bina Kusuma, pada Kamis, 2 Desember 2021 yang sempat viral di media sosial. Menurut Jefrin, selain orang tua dan pihak sekolah, Pemerintah Kabupaten Manggarai juga perlu melihat situasi tersebut sebagai gambaran situasi Psikologi sosial terhadap remaja di Kota Ruteng.

“Pihak sekolah, orang tua bahkan pemerintah daerah harus melihat situasi ini sebagai gambaran situasi Psikologi sosial anak-anak remaja kita,” kata Jefrin kepada Media Warta, Sabtu, 4 Desember 2021.

Jefrin menjelaskan, tawuran antar pelajar dari kedua sekolah tersebut, tentu sangat meresahkan masyarakat Kota Ruteng. Karena itu, kata Dia, Pemerintah perlu melakukan langkah penyelesaian dan langkah tindak lanjut agar ini tidak berulang atau menjadi tutorial bagi kelompok remaja lain di kota Ruteng untuk melakukan hal yang sama.

“Dari sisi kebijakan, pemkab sebenarnya sedang diberitahu tentang kondisi psikologi sosial remaja di kota ini. Saya harap agar segera hal ini bisa dibaca, dikaji, dan dirancang aktivitas-aktivitas yang tujuannya menyiapkan kanal-kanal bagi kebutuhan ruang ekpresi bagi remaja-remaja kita,” ujarnya.

Disebutkannya, aksi tawuran para remaja yang terjadi, tentu terkait dengan gagalnya para remaja tersebut dalam menyelesaikan tugas perkembangannya dalam fase pencarian jati diri. Dalam fase perkembangan tersebut, kelompok anak remaja ini sedang berada dalam kebutuhan perkembangan eksploratif dengan kecerdasan emosi yang menggebu-gebu.

“Kondisi remaja yang labil, membuat mereka menyukai tantangan. Dalam periode ini, peran orang tua atau orang dewasa lain juga sangat dibutuhkan untuk membantu menyalurkan kebutuhan tersebut pada kanal yang positif,” jelasnya.

Menurut Dia, pola pengasuhan orang tua yang permisif juga menjadi penyumbang utama dari perilaku bermasalah terhadap para remaja ini. Dalam bahasa yang lebih vulgar, kata Jefrin, anak-anak zaman sekarang sedang butuh perhatian untuk tidak mengatakan bahwa mereka tidak mendapat perhatian yang memadai.

“Sekarang anda bisa tanya secara random kepada orang tua, apakah mereka mengenal dengan baik anaknya? Siapa teman anaknya? Apa aktivitasnya di luar? Apa isu yang jadi tema diskusi anaknya? Bagaimana pola komunikasi dalam peer groupnya? Bagaimana aktivitas media sosial anaknya?
Jadi kasus tawuran di Ruteng, patut diduga bahwa kekerasan, agresivitas, adalah tema-tema yang sudah akrab dalam menu obrolan mereka tiap hari,” bebernya.

Jefrin menilai, ada istilah yang dinamakan ‘ego’ yang memang butuh diberi makan, namun diberi dengan cara yang salah. Secara psikologi, demikian Jefrin, remaja masa kini memang sedang membutuhkan beberapa hal, yakni kebutuhan untuk diakui, kebutuhan akan peran, kebutuhan untuk dipuji, serta kebutuhan untuk ditepuk tangani. “Jadi mereka sedang butuh panggung pada pementasan drama yang salah,” ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, beredar sebuah video yang memperlihatkan aksi tawuran antar pelajar SMK Sadar Wisata dan SMA Binakusuma Ruteng. Video tersebut viral di media sosial sejak Kamis, 2 Desember 2021.

Dalam video, tampak tawuran diduga terjadi di sekitar sekolah SMK Sadar Wisata, tepatnya di Kampung Maumere, Kelurahan Bangka Nekang, Kecamatan Langke Rembong. Terlihat banyaknya Siswa SMK Sadar Wisata keluar dari gerbang sekolah beramai-ramai, seakan melakukan penyerangan terhadap siswa sekolah lain.

Belakangan diketahui, penyebab kedua sekolah ini melakukan aksi tawuran merupakan akibat dari salah satu postingan facebook dengan nama akun Anto Molata. Menantang STM Binakusuma, akun tersebut mengatasnamakan SMK Sadar Wisata.

“Oe eme meu hot sekolah wa STM eme jago mai raha agu ami hot sekolah ce SMK Sadar Wisata #FuckSTM ” (kamu yang sekolah di STM Binakusuma kalau jago datang berkelahi dengan kami yang sekolah di SMK Sadar Wisata),” demikian tulis akun tersebut. (yb/fk/wn/red)